Direktur Program dan Juru Kampanye Energi Kanopi Hijau Indonesia Olan Sahayu di Kota Bengkulu, Senin, mengatakan peluncuran tersebut merupakan titik awal penyadaran hingga penggalangan dukungan publik untuk mendukung program energi bersih.
"Transisi energi sudah menjadi agenda penting, namun masyarakat harus mengawal dan memastikan bahwa transisi yang dijalankan adalah sesuai dengan tuntutan kita yaitu energi bersih yang adil dan berkelanjutan. Skema transisi harus jelas, transparan, hingga menyasar rakyat di tingkat tapak," kata dia.
Ia berharap sekolah energi bersih tersebut dapat mengubah persepsi publik bahwa penggunaan fosil batu bara yang telah terbukti menghilangkan sumber penghidupan rakyat, sehingga saatnya masyarakat memanfaatkan sumber daya yang ramah lingkungan, salah satunya energi matahari.
Baca juga: Kanopi ajak masyarakat Bengkulu dukung percepat transisi energi
Baca juga: Kanopi Hijau : Krisis iklim ancam daratan Pulau Sumatera
Baca juga: Kanopi ajak masyarakat Bengkulu dukung percepat transisi energi
Baca juga: Kanopi Hijau : Krisis iklim ancam daratan Pulau Sumatera
Salah seorang guru SMA Sint Carolus Bengkulu Annuwar Ramadhan mengungkapkan komitmen mewujudkan penggunaan energi bersih di Bengkulu.
"Sekolah energi bersih dapat menjadi praktik baik bagi peserta didik, guru, dan masyarakat, serta SMA-SMA, di Bengkulu untuk memberikan edukasi tentang pemanfaatan energi bersih menjadi listrik yang tidak memiliki dampak buruk terhadap lingkungan kita," sebutnya.
Saat ini pemerintah sedang menjalankan program transisi energi berdasarkan hasil pertemuan G20 pada 15-16 November 2022 di Bali. Program tersebut melalui skema pembiayaan Just Energy Transition Partnership (JETP) dan Mekanisme Transisi Energi (ETM).
Berdasarkan Rencana Umum Energi Daerah Provinsi (RUED-P), Bengkulu memiliki potensi energi bersih 7.297 MW yang bersumber dari matahari 3.745 MW, tenaga bayu/angin 1.513 MW, tenaga air sebesar 945 MW, dan lainnya.
Kemudian energi bersih yang baru dimanfaatkan sebesar 259 MW dan salah satu permasalahannya yaitu pemerintah masih berpihak pada energi fosil atau disebut juga energi kotor.
Sejak 2019 Kanopi Hijau Indonesia telah menginisiasi sekolah energi bersih yang merupakan sebuah gerakan penyelamatan lingkungan dari ancaman dari energi fosil batu bara.
Sekolah tersebut dibangun dengan cara penyadaran publik, penggalangan dukungan, pemasangan, dan perawatan. Untuk sekolah energi bersih pertama berkolaborasi dengan SMA Muhammadiyah 4 Kota Bengkulu yang diresmikan pada 2020.
Sekolah tersebut didukung 600 donatur dan saat ini SMA Muhammadiyah 4 menggunakan energi dari matahari yang digunakan untuk ruang laboratorium, CCTV, lampu, dan lainnya.