Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto menyatakan kesejahteraan desa menjadi indikator tentang kemajuan Indonesia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024
"Desa ini menjadi ujung tombak pembangunan kita, maka tagline Kemendes sekarang, Bangun Desa, Bangun Indonesia. Jadi kalau kita membangun desa pastilah otomatis membangun Indonesia," kata Mendes PDT Yandri Susanto pada kegiatan peluncuran platform Pelatihan Penyedia Peningkatan Kapasitas Teknis Desa (P2KTD) di lapangan Balai Bengkulu, Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu, Senin.
Oleh karena itu dia mengajak pemerintah daerah maupun pemerintah desa untuk berkolaborasi dalam menggali potensi daerahnya masing-masing, demi terwujudnya kesejahteraan masyarakat di desa.
Baca juga: Mendes PDT: Hilangkan ego sektoral demi membangun desa
Baca juga: Mendes PDT: Desa jangan jadi penonton program makan siang bergizi
Baca juga: Mendes PDT: Hilangkan ego sektoral demi membangun desa
Baca juga: Mendes PDT: Desa jangan jadi penonton program makan siang bergizi
Hal itu kata dia merupakan indikator utama kemajuan Indonesia, kemudian menjadi salah satu tolok ukur yang wajib diperhatikan berbagai pihak, sebab Indonesia Emas 2045 butuh beragam peningkatan termasuk menjamin kesejahteraan desa.
Lebih lanjut, Mendes Yandri juga mengajak seluruh kepala desa agar bahu-membahu melibatkan warga dalam memutuskan kebijakan pembangunan desa, misalnya melalui musyawarah desa (musdes).
Audiensi publik seperti musdes itu memungkinkan setiap kalangan dapat berbicara tentang pengalaman, kekhawatiran, dan harapan mereka.
Baca juga: Mendes Yandri luncurkan platform Penyedia Peningkatan Kapasitas Teknis Desa
Baca juga: Mendes PDT ingin perusahaan swasta bersinergi atasi kemiskinan di desa
Baca juga: Mendes Yandri luncurkan platform Penyedia Peningkatan Kapasitas Teknis Desa
Baca juga: Mendes PDT ingin perusahaan swasta bersinergi atasi kemiskinan di desa
Upaya tersebut juga dapat menciptakan ruang percakapan yang transparan, sehingga bisa dimanfaatkan para pemangku kepentingan, termasuk pemerintah desa, untuk mengidentifikasi solusi dari permasalahan sosial-ekonomi yang ada.
"Nah, membangun desa itu tidak bisa hanya mengandalkan kepala desa sendiri. Atau kalau ada persoalan hanya menyalahkan kepala desa sendiri. Tidak bisa pak, kita harus bersatu padu, harus bahu-membahu," kata dia.
Karena lanjut dia semua persoalan itu banyak ada di desa seperti persoalan pengangguran kemiskinan, kenalan remaja sekarang dan sejumlah persoalan lainnya. Oleh karena itu, untuk menyelesaikan persoalan-persoalan tersebut butuh kerjasama, bersatu padu dari seluruh elemen.
Baca juga: Prabowo tunjuk Yandri Susanto Mendes PDT, Iftitah Suryanegara Mentrans
Baca juga: Komisi V DPR nilai Yandri Susanto mumpuni jadi Mendes PDT
Baca juga: Prabowo tunjuk Yandri Susanto Mendes PDT, Iftitah Suryanegara Mentrans
Baca juga: Komisi V DPR nilai Yandri Susanto mumpuni jadi Mendes PDT
Mendes Yandri juga menjelaskan desa-desa di Indonesia memiliki potensi luar biasa dalam mencapai kemandirian pangan dan air, khususnya di desa. Untuk mewujudkan tujuan mulia itu, pemerintah telah merumuskan visi yang ambisius, yaitu "Desa Daulat Pangan di 2030."
Visi itu, kata Mendes Yandri bertujuan untuk menghapuskan kelaparan dan memastikan bahwa setiap desa di Indonesia memiliki cadangan pangan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan warganya, termasuk menyukseskan cita-cita pemerintah untuk swasembada pangan.
"Tetapi di sisi lain, desa itu mengandung makna yang sangat tinggi, buat kehebatan republik yang kita cintai ini. Di desa lah tempat lumbung pangan, di desa lah tempat ketahanan energi, atau swasembada air. Di desa lah tempat produk-produk yang bisa diolah dalam rangka hilirisasi," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024