Universitas Bengkulu bersama UGM segera membangun instalasi biogas di pulau terluar Indonesia di Pulau Enggano, Provinsi Bengkulu.
Baca juga: UNIB-UGM arsipkan bahasa pulau terluar Enggano cegah kepunahan
Dia mengatakan program tersebut akan disertakan dalam pengabdian masyarakat Universitas Bengkulu dan UGM yakni kuliah kerja nyata (KKN) yang digelar pada pertengahan 2025.
"Kami punya ide untuk membuat instalasi biogas karena di sana sapi banyak, ternak banyak, kotoran sapinya bisa dipakai untuk bahan baku biogas.
Insya Allah pada kegiatan kuliah kerja nyata berikutnya kami akan membuat instalasi biogas," kata dia.
Dengan kehadiran program biogas tersebut, menurut dia masyarakat diharapkan mendapatkan pilihan energi yang dapat dimanfaatkan dengan biaya lebih terjangkau.
Baca juga: Pemprov Bengkulu: Pembangunan Trans Enggano selesai Desember 2024
Tidak hanya biogas, Universitas Bengkulu juga sudah membangun listrik tenaga surya di Enggano sebagai upaya pemenuhan kecukupan energi di pulau terluar yang berada di tengah-tengah Samudera Hindia itu.
"Selain biogas, dari tenaga surya kemarin sudah dilakukan (pembangunan) oleh kawan-kawan dari Fakultas Pertanian, Teknik dan MIPA Universitas Bengkulu," kata Lutfi.
Pulau Enggano dari Kota Bengkulu berjarak sekitar 156 km atau 90 mil laut. Untuk mencapai ke pulau terluar Indonesia tersebut, penumpang bisa menggunakan jenis transportasi laut atau udara.
Berlayar ke Pulau Enggano membutuhkan waktu tempuh selama 12 jam atau ketika cuaca buruk bisa mencapai 18 jam perjalanan, sementara menggunakan pesawat perintis membutuhkan waktu sekitar 35 menit. Kedua transportasi ini tidak beroperasi setiap hari, hanya 2 kali dalam seminggu.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024