Rejanglebong (Antara) - Kalangan petani sayuran di Kabupaten Rejanglebong, Provinsi Bengkulu, saat ini memanfaatkan pupuk kandang yang berasal dari luar daerah itu.
"Pupuk kandang yang kami pakai ini berasal dari Musi Rawas, Sumsel. Harganya per karung kami beli Rp12.000, pupuk ini cukup bagus untuk pupuk dasar tanah dan harganya cukup terjangkau," kata Heri, petani sayuran di Desa Sumber Urip, Kecamatan Selupu Rejang, Minggu.
Pupuk kandang yang berasal dari sekam dan kotoran ayam itu kata dia, mereka beli dari pedagang pupuk yang ada di daerah itu. Pupuk ini mereka gunakan selain murah juga ramah lingkungan.
Selain pupuk kandang campuran tambah dia, petani setempat juga bisa memakai pupuk kandang murni yang semuanya berasal dari kotoran ayam yang berasal dari Padang, Sumbar dan Palembang, namun harga jualnya lebih mahal yang dijual pedagang per karung Rp20.000.
"Kami tidak bisa sepenuhnya memakai pupuk kimia, selain harganya mahal kami juga tidak tergabung di kelompok tani sehingga tidak bisa mendapatkan pupuk bersubsidi. Kami beli pupuk non subsidi untuk mendukung pertumbuhan tanaman saja, dan tidak sepenuhnya memakai pupuk kimia," ujarnya.
Sementara itu menurut Haryati isterinya Hery, saat ini harga jual aneka sayuran di tingkatan petani sedang anjlok. Untuk sawi bola saat ini hanya dibeli pengumpul seharga Rp500 per kg dari harga sebelumnya Rp1.500, kemudian sawi pahit Rp400 per kg. Selanjutnya tomat Rp600 per kg, daun bawang Rp3.000 yang sebelumnya sempat menembus hingga Rp20.000 per kg.
"Saat ini harga sayuran turun semuanya, sedangkan untuk benih, pupuk dan obat-obatan pertanian malah mengalami kenaikan. Kami berharap harga sayuran ini bisa normal kembali sehingga dapat memberikan keuntungan," katanya.***3***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016
"Pupuk kandang yang kami pakai ini berasal dari Musi Rawas, Sumsel. Harganya per karung kami beli Rp12.000, pupuk ini cukup bagus untuk pupuk dasar tanah dan harganya cukup terjangkau," kata Heri, petani sayuran di Desa Sumber Urip, Kecamatan Selupu Rejang, Minggu.
Pupuk kandang yang berasal dari sekam dan kotoran ayam itu kata dia, mereka beli dari pedagang pupuk yang ada di daerah itu. Pupuk ini mereka gunakan selain murah juga ramah lingkungan.
Selain pupuk kandang campuran tambah dia, petani setempat juga bisa memakai pupuk kandang murni yang semuanya berasal dari kotoran ayam yang berasal dari Padang, Sumbar dan Palembang, namun harga jualnya lebih mahal yang dijual pedagang per karung Rp20.000.
"Kami tidak bisa sepenuhnya memakai pupuk kimia, selain harganya mahal kami juga tidak tergabung di kelompok tani sehingga tidak bisa mendapatkan pupuk bersubsidi. Kami beli pupuk non subsidi untuk mendukung pertumbuhan tanaman saja, dan tidak sepenuhnya memakai pupuk kimia," ujarnya.
Sementara itu menurut Haryati isterinya Hery, saat ini harga jual aneka sayuran di tingkatan petani sedang anjlok. Untuk sawi bola saat ini hanya dibeli pengumpul seharga Rp500 per kg dari harga sebelumnya Rp1.500, kemudian sawi pahit Rp400 per kg. Selanjutnya tomat Rp600 per kg, daun bawang Rp3.000 yang sebelumnya sempat menembus hingga Rp20.000 per kg.
"Saat ini harga sayuran turun semuanya, sedangkan untuk benih, pupuk dan obat-obatan pertanian malah mengalami kenaikan. Kami berharap harga sayuran ini bisa normal kembali sehingga dapat memberikan keuntungan," katanya.***3***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016