Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu menyebut bahwa pembangunan bendungan Irigasi Air Dikit Kecil yang jebol akibat banjir di Desa Penarik menjadi program prioritas daerah setempat.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Mukomuko Apriansyah saat dihubungi dari Mukomuko, Minggu, mengatakan pihaknya sudah meninjau lokasi bendungan Irigasi Air Dikit Kecil yang jebol, namun instansinya saat ini belum ada anggaran untuk itu.
"Kalau sekarang kami belum bisa berbuat apa-apa, tetapi kami masukkan dalam program prioritas daerah ini," katanya.
Dia memperkirakan kebutuhan anggaran untuk pembangunan bendungan irigasi yang jebol di wilayah Desa Penarik tersebut sebesar Rp500 juta.
Apriansyah mengatakan kemungkinan alokasi anggaran untuk pembangunan irigasi yang jebol tersebut pada tahun 2026.
Untuk itu, katanya, petani di wilayah tersebut harus sabar dulu, karena tahun ini belum tersedia anggaran pembangunan.
Ia mengatakan pembangunan irigasi jebol akibat bencana alam tidak bisa menggunakan dana belanja tidak terduga, karena kejadiannya sudah lewat 14 hari.
Petani Desa Penarik Sudianto sebelumnya melaporkan bendungan Irigasi Air Dikit Kecil jebol akibat banjir terjadi sejak 20 hari lalu.
"Kami mau turun sawah, tetapi irigasi masih jebol akibat banjir yang terjadi sejak 20 hari yang lalu di lokasi tersebut," ujarnya.
Sejumlah petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Maju Makmur di Desa Penarik, Kecamatan Penarik memanfaatkan Irigasi Air Dikit Kecil untuk mengairi sawahnya seluas sekitar lima hektare.
Sebelumnya, sawah yang memanfaatkan Irigasi Air Dikit Kecil untuk pengairan cukup luas, kini sebagian besar sawah tersebut telah beralih fungsi menjadi kebun kelapa sawit.
Dia mengatakan petani sawah di wilayahnya menanam padi sebanyak tiga kali setahun, dan bulan Januari tahun ini rencananya petani turun sawah atau menanam padi.
Terakhir, petani di wilayah ini panen padi pada bulan November 2024 atau sebelum bendungan Irigasi Air Dikit Kecil di wilayah tersebut jebol akibat banjir.
"Harapan kami agar segera diperbaiki. Kami takut area sawah kami habis dialih fungsi nantinya, karena tidak ada sumber pengairan," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2025