Bengkulu (Antara) - Gubernur Bengkulu, Ridwan Mukti menyebutkan bahwa penataan pesisir Pantai Barat Sumatera mendesak dilakukan guna mengatasi abrasi sekaligus pengembangan potensi maritim wilayah itu.

"Kita akan bahas bersama lintas satuan kerja perangkat daerah untuk mengatasi abrasi sekaligus mengembangkan potensi kemaritiman," kata Gubernur di Bengkulu, Senin.

Ia mengatakan hal itu saat meninjau kondisi Pantai Seluma yang dilanda abrasi parah hingga mengancam permukiman masyarakat Desa Pasar Seluma, Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu.

Menurut Gubernur, penataan pesisir Bengkulu menjadi salah satu agenda penting, sebab sejumlah titik mengalami abrasi parah yang mengancam penyempitan lahan hingga merusak fasilitas publik.

Abrasi Pantai Seluma menurutnya hanya satu dari 12 titik abrasi yang diusulkan Pemprov Bengkulu untuk ditangani ke Kementerian Pekerjaan Umum dan perumahan Rakyat melalui Balai Wilayah Sungai Sumatera VII.

Berdasarkan laporan warga Desa Pasar Seluma, abrasi yang mengikis lebih empat meter daratan membuat warga khawatir akan keselamatan permukiman dan lahan pertanian mereka.

Sementara Koordinator Komunitas Mangrove Bengkulu, Riki Rahmansyah berpendapat, kerusakan ekosistem mangrove turut mempercepat laju abrasi di pantai tersebut yang mengancam kebun hingga permukiman warga.

"Ekosistem mangrove sejati di muara Sungai Seluma sudah rusak parah, ini yang membuat laju abrasi semakin tinggi," ucap Riki.

Ia mengatakan alih fungsi ekosistem mangrove di kawasan itu sebagian besar untuk kepentingan pengembangan tanaman sawit. Saat ini kata dia, sebagian sawit masyarakat dan milik perkebunan swasta besar sudah tumbang dan hanyut disapu gelombang perairan Bengkulu.

"Salah satu fungsi ekosistem mangrove adalah menahan abrasi karena memiliki sistem perakaran yang kuat, sehingga kerusakan mangrove akan membuat daratan tidak punya benteng alam," ujarnya, menerangkan.

Riki juga menambahkan, sempadan hingga muara Sungai Seluma seharusnya menjadi kawasan yang dilindungi karena berfungsi sebagai sabuk hijau atau "green belt" penahan gelombang dan angin.***1***

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016