Mukomuko (Antara) - Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan, dan Kehutanan Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, akan berkoordinasi dengan tim perumus harga tandan buah segar kepala sawit guna mengetahui penyebab turunnya harga komoditas perkebunan itu.

"Kami segera koordinasi dengan tim," kata Kabid Perkebunan Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan, dan Kehutanan Kabupaten Mukomuko Wahyu Hidayat di Mukomuko, Senin.

Tim perumus harga TBS kelapa sawit Dinas Perkebunan Provinsi Bengkulu sebelumnya telah menetapkan harga sawit di tingkat pabrik sebesar Rp1.432 per kilogram (kg), atau lebih rendah dibandingkan sebelumnya sebesar Rp1.500 per kg.

Namun, katanya, dari harga sebesar itu pabrik diberikan toleransi sebesar lima persen untuk membeli sawit petani.

Menurutnya, berdasarkan perkiraan sementara ini penyebabnya karena dipengaruhi turunnya harga "crude palm oil" (CPO) internasional dan pengaruh nilai tukar dolar AS terhadap rupiah.

"Untuk kepastiannnya tim perumus harga komoditi perkebunan yang lebih mengetahui penyebabnya," ujar Wahyu.

Ia menyebutkan saat ini harga sawit di pabrik PT AMK sebesar Rp1.385 per kg, PT Sapta Sentosa Jaya Abadi (SSJA) Rp1.320 per kg, PT Karya Sawitindo Mas (KSM) Rp1.303 per kg.

Kemudian, lanjutnya, PT Mukomuko Indah Lestari (MMIL) sebesar Rp1.350 per kg, PT Daria Darma Pratama (DDP) Kecamatan Ipuh dan PT DDP Desa Lubuk Bento masing-masing sebesar Rp1.350 per kg.

"Hanya PT BMK yang membeli sawit petani dengan harga lebih tinggi dibandingkan dengan harga ketetapan tim penetapan harga komoditas perkebunan tersebut Rp1.440 per kg.

Ia berharap harga TBS kelapa sawit di pabrik tetap bertahan tinggi sebesar Rp1.500 per kg sehingga ekonomi petani kelapa sawit di daerah itu turut meningkat.

"Kalau harga sawit di daerah ini naik daya beli petani setempat juga meningkat," ujarnya. ***3***

Pewarta: Ferri Arianto

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016