Bengkulu (Antara) - Limbah batu bara berbentuk butiran halus berwarna hitam yang terbawa arus Sungai Bengkulu mencemari wilayah pesisir di Pantai Jakat, Kota Bengkulu.

"Limbah batu bara terbawa dari hulu Sungai Bengkulu dan masuk ke laut melalui muara sungai," kata Refli, warga Kelurahan Pondok Besi, Kota Bengkulu di Pantai Jakat, Jumat.

Oleh sejumlah warga dan nelayan, limbah tersebut dikumpulkan lalu dijual untuk mendapatkan uang. Menggunakan jaring halus, mereka mengumpulkan butiran hitam tersebut dan dijual ke pengumpul seharga Rp7.000 per kilogram.

Refli mengatakan butiran halus batu bara tersebut terbawa ke pantai hingga berjarak 200 meter dari muara Sungai Bengkulu.

Di sepanjang 200 meter pesisir Pantai Jakat, puluhan warga terlihat mengumpulkan butiran halus batu bara tersebut menggunakan alat seadanya.

"Ada musim tertentu yang membuat batu bara menepi ke pinggir pantai setelah terbawa arus sungai ke muara dan masuk laut," ucapnya.

Menurut Refli, butiran halus batu bara itu berasal dari aktivitas pengerukan batu bara oleh sejumlah perusahaan pertambangan di hulu Sungai Bengkulu di wilayah Kabupaten Bengkulu Tengah.

Burman, salah seorang pengumpul limbah yang sehari-hari berprofesi sebagai nelayan di Kelurahan Pasar Pedati, Kabupaten Bengkulu Tengah, mengatakan mampu mengumpulkan 20 karung butiran batu bara per hari.

Pendapatan dari hasil penjualan limbah batu bara itu cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya sehari-hari.

"Apalagi sekarang cuaca tidak baik untuk melaut, jadi kami beralih mengumpulkan limbah untuk dijual ke pengumpul," ujarnya.***3***

Pewarta: Helti Marini Sipayung

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016