Bengkulu (ANTARA) - Kanopi Hijau Indonesia menyebutkan warga sekitar Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) PLTU Teluk Sepang, Provinsi Bengkulu milik PT Tenaga Listrik Bengkulu (TLB) mengeluhkan berbagai gangguan kesehatan yang diduga dampak dari SUTT.
"Saat ini sebanyak 18 warga di Desa Padang Kuas, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu mengeluhkan berbagai gangguan kesehatan.
Sejak dua tahun terakhir, warga yang tinggal di sekitar perlintasan jaringan transmisi SUTT PLTU Teluk Sepang milik PT Tenaga Listrik Bengkulu menderita sakit kepala hingga nyeri sendi," kata Manager Kampanye Energi Kanopi Hijau Indonesia Cimbyo Layas Ketaren di Bengkulu, Kamis.
Cimbyo mengatakan Berdasarkan penelitian Hardell (2008) menunjukkan paparan medan elektromagnetik non-ionisasi dari sumber tegangan tinggi memiliki potensi untuk meningkatkan risiko gangguan saraf.
Gangguan tersebut termasuk sakit kepala kronis, gangguan tidur, dan nyeri otot.
Penelitian itu kata dia juga menyebutkan kemungkinan efek kumulatif dari paparan jangka panjang pada tubuh manusia.
Kemudian, Cimbyo mengatakan laporan World Health Organization (WHO) Report on Electromagnetic Fields (2007) membahas dampak paparan medan elektromagnetik terhadap kesehatan manusia, termasuk potensi efek neurologis seperti sakit kepala kronis dan gangguan sistem saraf pusat.
"Lalu Penelitian Kundi (2009) menunjukkan adanya hubungan antara paparan medan elektromagnetik dan keluhan neurologis seperti sakit kepala dan gangguan konsentrasi.
Penelitian tersebut juga mencatat bahwa efek ini lebih sering terjadi pada mereka yang tinggal dekat dengan sumber tegangan tinggi dalam jangka waktu lama," kata dia.
Menurut laporan warga, kata dia mereka telah memeriksakan diri ke klinik kesehatan, tetapi mendapatkan hasil yang membingungkan.
Tenaga kesehatan menyatakan tidak ditemukan gejala penyakit asam urat atau gangguan lain yang lazim menjadi penyebab nyeri sendi.
Salah seorang warga, Femi Budiarti (39) seorang ibu rumah tangga warga Desa Padang Kuas kata Cimbyo menyampaikan sudah memeriksakan diri ke klinik kesehatan dan ke bidan desa.
Namun, baik bidan dan dokter klinik kesehatan menyatakan bukan menderita asam urat atau penyakit lain. Femi mengeluhkan sering menderita sakit sejak beroperasinya SUTT PLTU Teluk Sepang
Selain itu, Suud (65) mengeluhkan susah tidur semenjak 7 bulan terakhir sejak tinggal di bawah jalur SUTT di desa Padang Kuas.
Istrinya Suud, Erni (63) mengaku sering menderita nyeri sendi yang datang tiba-tiba, namun karena terkendala biaya mereka berdua belum melakukan pemeriksaan kesehatan mereka ke Puskesmas atau klinik kesehatan.
PT TLB sebagai pihak yang bertanggung jawab atas operasional SUTT PLTU Teluk Sepang tidak pernah menjelaskan dampak buruk dari tower SUTT.
Sementara berdasarkan dampak yang telah diderita warga, Kanopi Hijau Indonesia (KHI) membuat dokumen analisis dampak aktivitas PLTU Teluk Sepang.
Data 19 November 2024 sebanyak 38 keluarga di Dusun Jalur, Desa Padang Kuas menderita kerugian sebesar Rp155.685.000 akibat rusaknya 165 unit peralatan elektronik.
Sementara kerusakan peralatan elektronik pada fasilitas umum di Kantor Desa Padang Kuas dan Masjid Al-Muhajirin menimbulkan kerugian sebesar Rp9.248.000.
Masyarakat Desa Padang Kuas menginginkan pihak PT TLB untuk membayar kerugian atas kerusakan peralatan elektronik dan memindahkan tower SUTT tersebut demi keselamatan serta kesehatan warga Padang Kuas.
Kanopi: Warga sekitar SUTT PLTU batu bara keluhkan gangguan kesehatan
Kamis, 19 Desember 2024 20:30 WIB 224