Mukomuko (ANTARA Bengkulu) - Stok alat pelindung diri dari ancaman flu burung sejak sebulan terakhir di Bengkulu kosong, sehingga permintaan peralatan itu dari kabupaten/kota di daerah itu tidak bisa dipenuhi.
"Sekitar satu bulan lalu kami minta alat pelindung diri (APD) flu burung kepada Dinas Kesehatan Bengkulu, tetapi stok sedang kosong," kata Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Mukomuko, Riswandi Dani, di Mukomuko, Jumat.
Padahal, pihaknya mengusulkan sebanyak 50 set APD flu burung itu kepada pemerintah pusat namun tidak terpenuhi, dan Kemenkes menyarankan agar APD tersebut diminta ke Dinas Kesehatan Povinsi Bengkulu.
Namun, saat pihaknya meminta APD kepada Dinkes Bengkulu ternyata stoknya juga lagi kosong. Akibatnya, Dinkes Mukomuko tidak memiliki barang tersebut sama sekali.
Dengan stok APD yang kosong tersebut, jika ada warga yang terindikasi terjangkit flu burung maka penangganannya tidak bisa di puskesmas, tetapi langsung ke Dinkes Bengkulu atau RSU setempat.
Selain itu, jika ada kasus flu burung maka korbanya langsung di rujuk ke RSU M Yunus Bengkulu, alatnya di rumah sakit terbesar di daerah ini tersedia.
Meski demikian, Dinkes tetap menjalankan tugas untuk monitoring tentang penyakit tersebut di lapangan. Jika ada laporan masyarakat ditemukan ayam masyarakat mati mendadak pihaknya langsung menurunkan staf ke lapangan.
Selain itu, dia juga mengimbau kepada warga jika ada ayam mati mendadak dalam jumlah besar silakan melapor ke Dinas Peternakan setempat, katanya.(fto)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012
"Sekitar satu bulan lalu kami minta alat pelindung diri (APD) flu burung kepada Dinas Kesehatan Bengkulu, tetapi stok sedang kosong," kata Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Mukomuko, Riswandi Dani, di Mukomuko, Jumat.
Padahal, pihaknya mengusulkan sebanyak 50 set APD flu burung itu kepada pemerintah pusat namun tidak terpenuhi, dan Kemenkes menyarankan agar APD tersebut diminta ke Dinas Kesehatan Povinsi Bengkulu.
Namun, saat pihaknya meminta APD kepada Dinkes Bengkulu ternyata stoknya juga lagi kosong. Akibatnya, Dinkes Mukomuko tidak memiliki barang tersebut sama sekali.
Dengan stok APD yang kosong tersebut, jika ada warga yang terindikasi terjangkit flu burung maka penangganannya tidak bisa di puskesmas, tetapi langsung ke Dinkes Bengkulu atau RSU setempat.
Selain itu, jika ada kasus flu burung maka korbanya langsung di rujuk ke RSU M Yunus Bengkulu, alatnya di rumah sakit terbesar di daerah ini tersedia.
Meski demikian, Dinkes tetap menjalankan tugas untuk monitoring tentang penyakit tersebut di lapangan. Jika ada laporan masyarakat ditemukan ayam masyarakat mati mendadak pihaknya langsung menurunkan staf ke lapangan.
Selain itu, dia juga mengimbau kepada warga jika ada ayam mati mendadak dalam jumlah besar silakan melapor ke Dinas Peternakan setempat, katanya.(fto)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012