Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu mengusulkan normalisasi Danau Mas Harun Bastari (DMHB) daerah itu kepada Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Sumatera VIII di Palembang.
"Kita sudah mengusulkan normalisasi DMHB kepada BBWS Sumatera VIII di Palembang. Saat ini kondisi DMHB sudah dangkal dan dipenuhi rumput, pada hal itu merupakan salah satu destinasi wisata di Kabupaten Rejang Lebong," kata Bupati Rejang Lebong Muhammad Fikri saat dihubungi di Rejang Lebong, Minggu.
Dia menjelaskan, DMHB merupakan kawasan konservasi air yang berfungsi mengairi areal pertanian di Kabupaten Rejang Lebong dan juga salah satu obyek wisata unggulan di wilayah itu.
Obyek wisata DMHB tersebut, kata dia, selama ini menjadi tujuan wisata favorit saat wisatawan datang ke Rejang Lebong, di mana di tempat itu mereka bisa naik "perahu ketek" untuk berkeliling danau, kemudian main perahu kano maupun naik perahu bebek.
Danau yang memiliki luas mencapai 5 hektare itu menurut dia, jika dilakukan normalisasi dengan pengerukan serta pembersihan rumput liar yang ada di dalam danau maka wisatawan dapat bermain lebih leluasa lagi.
Dia berharap usulan normalisasi kawasan wisata DMHB ini bisa direalisasikan BBWS Sumatera wilayah VIII sehingga nantinya mendukung dunia pariwisata di Kabupaten Rejang Lebong yang menjadi salah satu visi-misinya bersama Wabup Hendri Praja menjadi daerah itu sebagai kota wisata.
Pengelola obyek wisata DMHB Rejang Lebong Benny Irawan menjelaskan, obyek wisata yang berada di Desa Mojorejo, Kecamatan Selupu Rejang tepatnya berada persis di Jalan Lintas Curup-Lubuklinggau, Sumatera Selatan ini setiap hari libur selalu ramai didatangi pengunjung.
"Para pengunjung yang datang ke sini bisa bermain perahu kano, flying fox, naik perahu ketek (perahu mesin) berkeliling danau, naik perahu bebek maupun istana balon. Selain itu pengunjung juga bisa menikmati pemandangan yang masih asri dengan latar Gunung Api Bukit Kaba," kata Benny.
Adanya usulan normalisasi kawasan DMHB oleh Pemkab Rejang Lebong itu sendiri dinilainya sudah tepat, mengingat kondisi danau itu mulai dangkal serta terjadi penyempitan akibat banyaknya rumput liar yang tumbuh di tengah danau.
Editor : Musriadi
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2025