Bengkulu (Antara) - Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bengkulu mengungkapkan Dinas Kesehatan dan rumah sakit setempat tidak kooperatif dan proaktif dalam pencatatan dan penerbitan akta kelahiran.

Kepala Dinas Dukcapil Kota Bengkulu Sudharto di Bengkulu, Jumat, mengatakan, hanya Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Rumah Sakit Bhayangkara yang proaktif dalam pelaporan kelahiran dan penerbitan akta.

"Bahkan Dinas Kesehatan Kota Bengkulu dan Rumah Sakit Kota Bengkulu sendiri tidak proaktif, saya merasa kecewa," kata dia.

Begitu juga dengan rumah sakit daerah dan swasta lainnya tidak proaktif. Justru Dinas Pendidikan setempat yang aktif melaporkan pelajar yang belum memiliki akta kelahiran.

Sementara akta tersebut sesungguhnya sangat penting bagi masyarakat, terutama bagi pencatatan kependudukan dan pengurusan berbagai keperluan administrasi masyarakat lainnya seperti kebutuhan administrasi pendidikan, lamaran kerja, pernikahan bahkan kematian.

Masyarakat Kota Bengkulu pada rentang umur 0?18 tahun yang sudah memiliki akta baru 76,5 persen atau baru 90.076 jiwa.

Sementara sebanyak 23,5 persen lainnya atau 27.667 jiwa masyarakat Bengkulu yang terdata dalam Sistem informasi administrasi kependudukan (SIAK) konsolidasi pusat ini belum memiliki akta.

"Karena itu kita berharap kerjasama dari berbagai pihak seperti dinas kesehatan sampai ke tingkat bawahnya seperti Posyandu dan juga rumah sakit," ujarnya.

Bahkan, guna mempermudah prosesnya, Dinas Dukcapil Kota Bengkulu membuka layanan pesan Whatsapp untuk pengurusan administrasi akta kelahiran.

"Tidak perlu datang ke kantor, tinggal kirim foto surat keterangan lahir dan persyaratan lainnya, nanti kalau sudah selesai baru ambil," katanya. ***4***

Pewarta: Boyke LW

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017