Mukomuko (ANTARA Bengkulu) - Gelombang tinggi sejak dua pekan terakhir melanda sebagian perairan laut di Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, sehingga membuat nelayan di wilayah itu semakin jarang melaut.
"Kondisi gelombang laut saat ini sedang tinggi disertai arah angin yang semakin tidak menentu, kadang-kadang angin barat dan selatan," kata ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Mukomuko, Ramli, di Mukomuko, Kamis.
Dengan situasi gelombang tinggi yang melanda perairan laut di daerah itu sejak seminggu terakhir, menurut dia, membuat nelayan khususnya di Kecamatan Ipuh semakin jarang pergi melaut. "Hanya beberapa hari saja dalam dua minggu sejak gelombang tinggi melanda perairan laut daerah itu, nelayan bisa pergi melaut saat ombak kecil dan angin berhembus satu arah," ujarnya menambahkan.
Namun, lanjutnya, dalam kondisi gelombang tinggi tersebut masih ada saja beberapa perahu nelayan di Kecamatan Ipuh yang memaksa pergi melaut dengan risiko perahu mereka tenggelam saat badai di tengah laut.
Meskipun mayoritas nelayan saat gelombang besar melanda wilayah itu membuat nelayan jarang pergi melaut, ia mengatakan, hasil tangkapan mereka dari laut sejak beberapa hari belakangan mengalami peningkatan dari sebelumnya.
Peningkatan itu terjadi, setelah di laut dipasang rumpon atau fish aggregating device (PAD). "Nelayan biasanya mendapatkan ikan 10 hingga 15 kilogram per hari, kini menjadi 30 kilogram lebih," ujarnya menjelaskan. Peningkatan hasil tangkapan nelayan dari laut sejak beberapa hari belakang, menurut dia, karena setelah dipasang rumpon terjadi perubahan cara untuk mendapatkan ikan dari laut yang sebelumnya mencari kini mengambil.(fto)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012
"Kondisi gelombang laut saat ini sedang tinggi disertai arah angin yang semakin tidak menentu, kadang-kadang angin barat dan selatan," kata ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Mukomuko, Ramli, di Mukomuko, Kamis.
Dengan situasi gelombang tinggi yang melanda perairan laut di daerah itu sejak seminggu terakhir, menurut dia, membuat nelayan khususnya di Kecamatan Ipuh semakin jarang pergi melaut. "Hanya beberapa hari saja dalam dua minggu sejak gelombang tinggi melanda perairan laut daerah itu, nelayan bisa pergi melaut saat ombak kecil dan angin berhembus satu arah," ujarnya menambahkan.
Namun, lanjutnya, dalam kondisi gelombang tinggi tersebut masih ada saja beberapa perahu nelayan di Kecamatan Ipuh yang memaksa pergi melaut dengan risiko perahu mereka tenggelam saat badai di tengah laut.
Meskipun mayoritas nelayan saat gelombang besar melanda wilayah itu membuat nelayan jarang pergi melaut, ia mengatakan, hasil tangkapan mereka dari laut sejak beberapa hari belakangan mengalami peningkatan dari sebelumnya.
Peningkatan itu terjadi, setelah di laut dipasang rumpon atau fish aggregating device (PAD). "Nelayan biasanya mendapatkan ikan 10 hingga 15 kilogram per hari, kini menjadi 30 kilogram lebih," ujarnya menjelaskan. Peningkatan hasil tangkapan nelayan dari laut sejak beberapa hari belakang, menurut dia, karena setelah dipasang rumpon terjadi perubahan cara untuk mendapatkan ikan dari laut yang sebelumnya mencari kini mengambil.(fto)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012