Bengkulu (Antaranews Bengkulu) - Dinas Perhubungan Provinsi Bengkulu meminta pemilik angkutan umum dalam kota atau angkot tetap melayani penumpang yang membutuhkan jasa angkutan tersebut di tengah aksi unjuk rasa menolak operasi jasa angkutan berbasis aplikasi grab di Kota Bengkulu. 

"Unjuk rasa disilakan tapi sebaiknya tetap melayani penumpang, jangan sampai konsumen terlantar," kata Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bengkulu, Budi Djatmiko, di Bengkulu, Selasa.

Ia mengatakan hal itu terkait keluhan sejumlah pelajar yang terpaksa berjalan kaki dari sekolah menuju rumah masing-masing karena aksi mogok angkot.

Aksi damai dengan memarkirkan ratusan angkot berlangsung di depan Kantor Gubernur Bengkulu. Dampaknya angkutan dalam Kota Bengkulu lumpuh dan mengharuskan pelajar yang kerap menjadi pelanggan angkot terpaksa berjalan kaki.

Ada lima trayek angkot yang dibedakan lewat warna angkutan yang setiap hari beroperasi di dalam Kota Bengkulu yakni warna merah, kuning, hijau, biru, dan putih.

"Operasi grab memang sudah dihentikan lewat surat yang kami terbitkan. Penghentian itu berlaku hingga perizinan operasinya lengkap, ucapnya.

Sementara seorang perwakilan supir angkot berwarna kuning, Joni mengatakan aksi mereka akan berlangsung karena tidak ada ketegasan pemerintah daerah.

"Grab ini sudah beroperasi setahun tanpa izin karena pemerintah daerah tutup mata," kata dia.

Dampak operasi grab menurut Joni membuat pendapatan para supir angkot menurun drastis. Karena itu, mereka meminta pemerintah daerah mengambil kebijakan yang tidak merugikan pemilik angkot.

Pewarta: Helti Marini S

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018