Bengkulu (Antaranews Bengkulu) - Belasan komunitas konservasi di Provinsi Bengkulu membentuk forum peduli konservasi sebagai bagian dari upaya melestarikan lingkungan serta flora dan fauna di dalamnya yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat.

"Ada 19 komunitas dan lembaga yang bergabung dalam Forum Peduli Konservasi Bengkulu yang baru kami bentuk sebagai wadah kolaborasi, komunikasi dan jejaring," kata Koordinator Forum Peduli Konservasi Bengkulu, Sofian Ramadhan di sela lokakarya bertema "Peningkatan Kapasitas Komunitas Konservasi Bengkulu" di Bengkulu, Senin.

Ia mengatakan anggota komunitas yang bergabung dalam forum itu terbagi dalam lima kelompok konservasi yakni pelestarian bunga langka Rafflesia arnoldii dan Amorphophallus sp, pelestari ekosistem mangrove, pelestari hutan, pelestari satwa langka gajah Sumatera dan harimau Sumatera.

Adapun 20 kelompok yang bergabung yakni Kelompok Peduli Puspa Langka (KPPL) Bengkulu, KPPL Bengkulu Utara, Kolompok Peduli Rafflesia Bengkulu Tengah 1, Kelompok Peduli Rafflesia Bengkulu Tengah 2, Pokdarwis Rafflesia Kabupaten Kaur.

Berikutnya, Lembaga Peduli Puspa Langka dan Lingkungan Kabupaten Kepahiang, Elephant Care Community (ECC) Seblat Bengkulu Utara, Komunitas Mangrove Bengkulu, Komunitas Mangrove Sumber Jaya, Yayasan Rikoin, Warisan.

Selanjutnya, Kelompok Perempuan Peduli Situs Warisan Dunia (KPPSWD), Komunitas Latun, Komunitas Tobo Berendo, Green Generation, FK3I Rejang Lebong, Tiger Heart Bengkulu serta One Piece Community.

Sofian mengatakan bahwa kegiatan seminar yang dihadiri perwakilan komunitas menjadi wadah untuk berbagi, bersinergi dan saling mendukung kegiatan masing-masing komunitas.

"Kesepakatan yang dihasilkan juga salah satunya menggelar jambore konservasi sebagai sarana pertemuan tahunan antar-komunitas sebagai media tukar pengetahuan dan informasi tentang aktivitas konservasi," ucapnya.

Pembina Forum Peduli Konservasi, Agus Susatya mengatakan para pegiat konservasi di Bengkulu bergerak atas kesadaran pelestarian lingkungan yang tinggi sehingga perlu didukung dengan peningkatan kapasitas mereka.

Pertemuan sehari yang digelar atas dukungan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu-Lampung itu dimafaatkan untuk meningkatkan kapasitas pegiat konservasi dalam menulis, fotografi dan promosi objek ekowisata melalui media sosial.

"Kegiatan ini akan diteruskan untuk meningkatkan kapasitas pegiat konservasi karena semua bergerak atas kemauan dan swadaya," kata dosen Jurusan Kehutanan Universitas Bengkulu ini.

Pewarta: Helti Marini S

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018