Sejumlah pelajar tingkat SMP di kabupaten Rejang Lebong, provinsi Bengkulu, diduga telah menjadi korban sodomi oleh waria yang membuka usaha salon kecantikan tidak jauh dari sekolah di wilayah itu.

"Di sini ada dua anak yang sudah mengakui menjadi korbannya, sedangkan satu lagi anaknya tidak mengaku menjadi korbannya, dan satu lagi anak sudah pindah ke kabupaten Lebong," kata Kepala SMPN 5 Rejang Lebong, Amir Budiman yang beberapa pelajarnya menjadi korban sodomi, saat ditemui, Kamis.

Adanya pelajar asal sekolahnya yang menjadi korban sodomi waria itu, kata Amir didampingi Linda Astrilita dan Laila Asmani selaku guru Bimbingan Konseling (BK) di SMPN 5 Rejang Lebong, bermula dari kecurigaan pihak sekolah terhadap beberapa anak yang suka membolos sekolah.

Saat dilakukan pengintaian pada jam belajar aktif, diketahui jika para pelajar yang membolos berada di salah satu salon yang berjarak sekitar 1 KM dari sekolah mereka. Anak-anak ini kemudian dipanggil guna dimintai keterangan.

Dari pemeriksaan yang dilakukan guru BK diketahui jika pelajar yang membolos ini telah menjadi korban sodomi oleh dua orang waria di salon kecantikan yang dimaksud. Pelajar yang menjadi korban ini dicekoki dengan lem aibon, dan setelah dilakukan perbuatan tidak senonoh selanjutnya diberi uang Rp10.000.

"Mereka ini dijanjikan potong rambut gratis, dan jika mau melayaninya akan diberikan uang Rp10.000. Yang namanya anak-anak, jelas saja uang ini membuat mereka tergiur dan tidak sadar akan menjadi korban," ujar Amir.

Temuan pelajar yang diduga telah menjadi korban sodomi itu baru terungkap sepekan belakangan, dan diyakini Amir,  bukan hanya dialami pelajar asal sekolah itu tetapi ada pelajar lainnya yang menjadi korbannya.

Kasus ini sudah mereka laporkan ke orang tua masing-masing agar bisa meningkatkan pengawasan anak-anak mereka saat berada di rumah, sedangkan untuk tindakan sekolah akan mereka laporkan ke dinas pendidikan setempat guna mengambil langkah selanjutnya dan mencegah terulangnya perbuatan itu.

 

Pewarta: Nur Muhamad

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019