"Mereka diharapkan bisa menjadi kader atau duta yang mengenalkan pada kawan-kawannya (generasi muda) bahwa hoaks itu membahayakan dan merugikan banyak pihak," kata Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah di Bengkulu, Kamis.
Dia mengatakan nilai-nilai demokrasi perlu dijaga dari bahaya yang dapat merusak seperti hoaks, ujaran kebencian, polarisasi dan isu SARA.
"Boleh beda pendapat, boleh pindah-pilihan tapi jangan menghujat dan menyalahkan orang lain," kata dia.
Semua elemen tidak menyebarkan hoaks, ujaran kebencian, membuat polarisasi atau memanfaatkan isu SARA dengan tujuan-tujuan buruk terhadap individu atau kelompok yang berbeda pilihan. Mewujudkan keamanan, ketertiban dan kedamaian di masyarakat tentunya harus menjadi tanggung jawab bersama.
Gubernur Rohidin pun mengapresiasi kegiatan ikrar dan deklarasi Generasi Antihoaks oleh siswa SMA, SMK dan MA se Kota Bengkulu yang digelar pada 23 November 2023.
"Ayo menjadi pribadi yang tidak menjadi penyebab pembuat hoaks. Kuncinya sederhana saja, yang pertama cerdas (berwawasan) yang kedua jadi orang baik. Tidak mungkin akan menyebar, menerima, membuat hoax kalau cerdas dan jadi orang baik, karena kadang membuat atau meneruskan hoaks itu karena tidak mengerti, wawasan yang kurang," katanya.
Anggota DPRD Provinsi Bengkulu Usin Abdisyah Putra Sembiring yang menjadi salah seorang narasumber dalam kegiatan Deklarasi Generasi Antihoaks SMA dan SMK se Kota Bengkulu menyebutkan peran pelajar penting dalam mencegah hoaks pemilu karena pelajar merupakan bagian dari Gen-Z dan Post Gen-Z.
"Generasi ini lah yang mendominasi dan aktif di dunia daring, oleh karena itu peran pelajar sebagai antihoaks memang penting," ujarnya.