Selain itu, siswa kelas X dan XI juga akan diberlakukan secara daring, sebab ruang kelas yang berada di kelas jauh yang berada di Kelurahan Lempuing difokuskan untuk siswa kelas XII karena mendekati ujian kelulusan.
"Untuk kegiatan pembelajaran kita fokuskan di kelas jauh dan diberlakukan secara bergantian. Yang diwajibkan masuk sekolah yaitu kelas XII sedangkan untuk kelas XI dan X akan dilakukan secara bergantian dan daring," kata dia di Kota Bengkulu, Minggu.
Mirsalin menjelaskan, kelas jauh tidak dapat menampung seluruh siswa-siswi SMKN 3 Bengkulu yang mencapai 1.570 dengan lima jurusan sedangkan ruang kelas yang berada di Kelurahan Lempuing tidak mampu menampung siswa sebanyak itu karena hanya tersedia 18 ruang kelas.
Kemudian, untuk gedung utama sekolah yang tidak terbakar akan tetap digunakan sebagai ruang tata usaha dan administrasi sekolah.
Sementara itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu akan menggunakan dana belanja tidak terduga (BTT) untuk rehabilitasi rekonstruksi pembangunan gedung SMKN 3 di wilayah tersebut pascakebakaran.
"Saya pastikan sekolah tersebut segera dibangun karena merupakan kebutuhan mendesak untuk proses belajar mengajar, yaitu menggunakan dana BTT untuk pembangunan ulang rehab rekonstruksi pasca kebakaran," ujar Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah.
Sebelum dilakukan pembangunan, dirinya meminta kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bengkulu untuk melakukan penghitungan total kerugian pasca sejumlah ruangan di sekolah tersebut terbakar.
Kemudian, Dinas Pekerjaan Umum (PU) Provinsi Bengkulu melakukan penyusunan perencanaan rehabilitasi rekonstruksi dan tindakan.
"Kemudian penggunaan dana BTT untuk kepentingan mendesak dan dengan model e-katalog untuk menunjuk proses pengadaan sehingga pada Januari 2024 dapat dikerjakan," terang Rohidin.