Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Tim Penanggulangan Penyakit Flu Burung Provinsi Bengkulu mencatat sebanyak 103 ekor unggas di daerah itu positif terjangkit virus flu burung (H5N1) pada Oktober 2012.
"Sebanyak 103 ekor unggas di daerah ini positif terjangkit virus flu burung sejak awal Oktober 2012," kata Ketua Tim Penanggulangan Penyakit Flu Burung (PPFB) Provinsi Bengkulu, Emran Kuswadi, Rabu. Ratusan unggas yang ditemukan positif flu burung di Kota Bengkulu terdiri dari 15 ekor ditemukan di Kelurahan Lingkar Barat, Kecamatan Gading Cempaka, 18 ekor di Kelurahan Kebun Tebeng Kecamatan Ratu Agung dan sembilan ekor di Kelurahan Bentiring Kecamatan Muara Bangkahulu.
Kemudian penyebaran virus flu burung mengakibatkan kematian unggas sebanyak 11 ekor di Kelurahan Kebun Beler Kecamatan Ratu Agung, sembilan ekor di Kelurahan Sidomulyo Kecamatan Gading Cempaka, 15 ekor di Kelurahan Dusun Besar Kecamatan Singaran Pati dan tiga ekor di Kelurahan Timur Indah Kecamatan Singaran Pati. "Selain di tujuh kelurahan dalam Kota Bengkulu, sebanyak 10 ekor unggas di Desa Bandar Ratu Kabupaten Mukomuko juga mati mendadak akibat positif terjangkit virus flu burung," katanya.
Untuk mencegah meluasnya virus flu burung tersebut Dinas pertanian dan Peternakan Kota bengkulu berupaya melakukan penyemprotan dengan disinfektan pada daerah yang ditemukan adanya kasus flu burung. Selain itu, mereka meminta agar warga menyerahkan ayam mereka untuk dibakar.
Namun, sebagian besar warga masih enggan menyerahkan unggasnya yang masih hidup untuk dimusnahkan secara sukarela dengan alasan karena masih sayang terhadap ternaknya yang masih hidup. "Selain itu, warga enggan menyerahkan unggas peliharaannya karena tidak menerima ganti rugi atas pemusnahan yang dilakukan petugas secara massal," kata Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Bengkulu, Arif Gunadi.
Arif menjelaskan, flu burung merupakan virus yang berbahaya karena dapat membunuh seluruh ternak unggas, menyebar dengan cepat ke areal peternakan lain dan dapat menyebabkan sakit hingga kematian pada manusia.
"Jika unggas terlihat mengalami beberapa tanda terjangkit flu burung seperti sesak napas, serta bagian muka, jengger dan otot dada berwarna kebiruan, kepala bengkak, kaki dan cakar berwarna merah seperti dikerok, diare, keluar lendir dari mulut dan hidung, mati mendadak serta tingkat kematian yang tinggi, segera laporkan kepada kami/mantri hewan di daerah ini," katanya.
Agar ternak unggas tidak terjangkiti flu burung terutama pada musim huja,n ia meminta warga menjaga kebersihan kandang, menghindari kelembaban yang tinggi pada kandang dan menyemprotkan disinfektan yang telah disediakan Distanak Kota Bengkulu.(MAM)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012
"Sebanyak 103 ekor unggas di daerah ini positif terjangkit virus flu burung sejak awal Oktober 2012," kata Ketua Tim Penanggulangan Penyakit Flu Burung (PPFB) Provinsi Bengkulu, Emran Kuswadi, Rabu. Ratusan unggas yang ditemukan positif flu burung di Kota Bengkulu terdiri dari 15 ekor ditemukan di Kelurahan Lingkar Barat, Kecamatan Gading Cempaka, 18 ekor di Kelurahan Kebun Tebeng Kecamatan Ratu Agung dan sembilan ekor di Kelurahan Bentiring Kecamatan Muara Bangkahulu.
Kemudian penyebaran virus flu burung mengakibatkan kematian unggas sebanyak 11 ekor di Kelurahan Kebun Beler Kecamatan Ratu Agung, sembilan ekor di Kelurahan Sidomulyo Kecamatan Gading Cempaka, 15 ekor di Kelurahan Dusun Besar Kecamatan Singaran Pati dan tiga ekor di Kelurahan Timur Indah Kecamatan Singaran Pati. "Selain di tujuh kelurahan dalam Kota Bengkulu, sebanyak 10 ekor unggas di Desa Bandar Ratu Kabupaten Mukomuko juga mati mendadak akibat positif terjangkit virus flu burung," katanya.
Untuk mencegah meluasnya virus flu burung tersebut Dinas pertanian dan Peternakan Kota bengkulu berupaya melakukan penyemprotan dengan disinfektan pada daerah yang ditemukan adanya kasus flu burung. Selain itu, mereka meminta agar warga menyerahkan ayam mereka untuk dibakar.
Namun, sebagian besar warga masih enggan menyerahkan unggasnya yang masih hidup untuk dimusnahkan secara sukarela dengan alasan karena masih sayang terhadap ternaknya yang masih hidup. "Selain itu, warga enggan menyerahkan unggas peliharaannya karena tidak menerima ganti rugi atas pemusnahan yang dilakukan petugas secara massal," kata Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Bengkulu, Arif Gunadi.
Arif menjelaskan, flu burung merupakan virus yang berbahaya karena dapat membunuh seluruh ternak unggas, menyebar dengan cepat ke areal peternakan lain dan dapat menyebabkan sakit hingga kematian pada manusia.
"Jika unggas terlihat mengalami beberapa tanda terjangkit flu burung seperti sesak napas, serta bagian muka, jengger dan otot dada berwarna kebiruan, kepala bengkak, kaki dan cakar berwarna merah seperti dikerok, diare, keluar lendir dari mulut dan hidung, mati mendadak serta tingkat kematian yang tinggi, segera laporkan kepada kami/mantri hewan di daerah ini," katanya.
Agar ternak unggas tidak terjangkiti flu burung terutama pada musim huja,n ia meminta warga menjaga kebersihan kandang, menghindari kelembaban yang tinggi pada kandang dan menyemprotkan disinfektan yang telah disediakan Distanak Kota Bengkulu.(MAM)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012