Musi Rawas (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan, menyiapkan lahan seluas 60 hektare untuk pengembangan pertanian padi organik.
"Lahan yang sudah disiapkan seluas 60 hektare terletak di Kecamatan Bulang Tengah Suku Ulu, tahun depan akan dikembangkan menjadi pusat pertanian padi organik Kabupaten Musi Rawas," kata Kepala Bidang Produksi Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Musi Rawas Tohirin, Rabu.
Menurut dia, selama ini pola pertanian padi organik sudah ada, namun kondisi lingkungan yang tidak memungkinkan sehingga sering gagal dan petani kembali melakukan pertanian secara konvensional dengan menggunakan pupuk kimia.
Dipilihnya Kecamatan Bulang Tengah Suku Ulu sebagai pusat pengembangan padi organik kata dia, karena daerah itu letaknya berjauhan dengan kecamatan sentra penghasil beras lainnya yang masih menggunakan pupuk dan obat-obatan kimia, sehingga pengembangannya dapat memengaruhi pengembangan pola pertanian secara organik.
Untuk itu pihaknya bersama dengan dinas instansi lainnya akan melakukan sosialisasi serta pembinaan kelompok tani yang ada di kecamatan tersebut sehingga dapat memahami pola pertanian organik secara utuh mulai dari pembuatan kompos, penanganan hama penyakit, serta tekhnis penanaman hingga pemeliharaan tanaman.
Pola pertanian organik tambah dia, saat ini perlu dikembangkan selain memanfaatkan sumber daya lokal yang berbiaya murah juga untuk mencegah terjadinya kerusakan lingkungan akibat penggunaan pupuk dan obatan-obatan kimia. Ketergantungan terhadap pupuk dan obat-obatan kimia lambat laun akan mempengaruhi tingkat kesuburan tanah serta memungkinkan serangan hama penyakit baru yang sulit ditangani.
Pertanian padi organik di daerah itu sendiri sejak lima tahun belakangan mulai dilakukan kalangan petani setempat salah satunya kelompok tani Handayani Desa SP-V Harapan Makmur, Kecamatan Muara Lakitan, yang saat ini terpilih menjadi wakil Provinsi Sumsel pada lomba intensifikasi pertanian tingkat nasional 2012.
Koptan Handayani Desa SP-V Harapan Makmur tersebut kata dia, berhasil mengembangkan pola pertanian padi organik 100 persen diatas lahan seluas 46 hektare, dengan produksi beras rata-rata perhektare mencapai 3,5 ton, dengan padi varietas ceugelis.
Pertanian organik asal daerah itu saat ini telah dipasarkan dalam kemasan dengan merek dagang beras organik Musi Rawas Darusallam, dengan harga jual perkillogramnya seharga Rp10.000, dengan kelebihan selain rasanya enak dan pulen juga aman dari residu bahan kimia berbahaya.(KR-NMD)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012
"Lahan yang sudah disiapkan seluas 60 hektare terletak di Kecamatan Bulang Tengah Suku Ulu, tahun depan akan dikembangkan menjadi pusat pertanian padi organik Kabupaten Musi Rawas," kata Kepala Bidang Produksi Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Musi Rawas Tohirin, Rabu.
Menurut dia, selama ini pola pertanian padi organik sudah ada, namun kondisi lingkungan yang tidak memungkinkan sehingga sering gagal dan petani kembali melakukan pertanian secara konvensional dengan menggunakan pupuk kimia.
Dipilihnya Kecamatan Bulang Tengah Suku Ulu sebagai pusat pengembangan padi organik kata dia, karena daerah itu letaknya berjauhan dengan kecamatan sentra penghasil beras lainnya yang masih menggunakan pupuk dan obat-obatan kimia, sehingga pengembangannya dapat memengaruhi pengembangan pola pertanian secara organik.
Untuk itu pihaknya bersama dengan dinas instansi lainnya akan melakukan sosialisasi serta pembinaan kelompok tani yang ada di kecamatan tersebut sehingga dapat memahami pola pertanian organik secara utuh mulai dari pembuatan kompos, penanganan hama penyakit, serta tekhnis penanaman hingga pemeliharaan tanaman.
Pola pertanian organik tambah dia, saat ini perlu dikembangkan selain memanfaatkan sumber daya lokal yang berbiaya murah juga untuk mencegah terjadinya kerusakan lingkungan akibat penggunaan pupuk dan obatan-obatan kimia. Ketergantungan terhadap pupuk dan obat-obatan kimia lambat laun akan mempengaruhi tingkat kesuburan tanah serta memungkinkan serangan hama penyakit baru yang sulit ditangani.
Pertanian padi organik di daerah itu sendiri sejak lima tahun belakangan mulai dilakukan kalangan petani setempat salah satunya kelompok tani Handayani Desa SP-V Harapan Makmur, Kecamatan Muara Lakitan, yang saat ini terpilih menjadi wakil Provinsi Sumsel pada lomba intensifikasi pertanian tingkat nasional 2012.
Koptan Handayani Desa SP-V Harapan Makmur tersebut kata dia, berhasil mengembangkan pola pertanian padi organik 100 persen diatas lahan seluas 46 hektare, dengan produksi beras rata-rata perhektare mencapai 3,5 ton, dengan padi varietas ceugelis.
Pertanian organik asal daerah itu saat ini telah dipasarkan dalam kemasan dengan merek dagang beras organik Musi Rawas Darusallam, dengan harga jual perkillogramnya seharga Rp10.000, dengan kelebihan selain rasanya enak dan pulen juga aman dari residu bahan kimia berbahaya.(KR-NMD)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012