Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - PT Pelindo II Bengkulu akan membantu program penguatan pangan dan energi bagi masyarakat Kecamatan Pulau Enggano Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu.

Asisten II Pemprov Bengkulu M Nasyah, Rabu, mengatakan PT Pelindo melalui dana tanggung jawab sosial perusahaan atau "corporate social responsibility" (CSR) akan membantu penguatan pangan dan energi dengan dana kurang lebih Rp4 miliar.

"Kami sudah melakukan beberapa kali pertemuan tentang rencana PT Pelindo untuk mengalokasikan dana CSR untuk penguatan pangan dan energi bagi masyarakat di Pulau Enggano," katanya.

Ia mengatakan alokasi dana CSR ke pulau yang dihuni sekitar 3.000 jiwa itu karena pembangunan di daerah tersebut masih terbatas. Dengan dana yang tersedia diharapkan pembangunan pangan dan energi di Pulau Enggano dapat ditingkatkan.

"Terutama pembangkit listrik karena sampai saat ini masyarakat di Pulau Enggano menggunakan genset untuk penerangan," ujarnya. Aliansi Pengembangan Ekonomi Kerakyatan dan Keuangan Mikro (Apekro) Bengkulu merencanakan pengembangan tanaman sukun sebagai pangan alternatif masyarakat Pulau Enggano.

"Tanaman sukun berpotensi menjadi sumber pangan alternatif selain beras bagi masyarakat di pulau Enggano," kata Direktur Apekro, Haliin. Ia mengatakan sebagai pulau terluar yang juga terpencil, jauh dari akses komunikasi dan transportasi, membuat ketahanan pangan di daerah itu perlu mendapat perhatian.

Potensi pengembangan tanaman sukun di pulau berjarak 106 mil laut dari Kota Bengkulu itu sudah didiskusikan dengan kepala suku, tokoh masyarakat Enggano, akademisi, dan pemerintah daerah. Apalagi agroklimat Pulau Enggano menurut sejumlah penelitian sangat sesuai untuk pengembangan tanaman sukun.

Kepala Suku Kaitora Pulau Enggano, Rafli Zen Kaitora mengatakan Enggano selalu terbuka untuk program baru yang bermanfaat bagi masyarakat dan pulau itu.  "Kami menyambut baik setiap program yang diarahkan ke Pulau Enggano, tetapi perlu dilakukan dengan serius dan disosialisasikan terlebih dahulu kepada masyarakat," katanya.

Pada dasarnya kata dia, masyarakat mendukung program ketahanan pangan di pulau itu untuk mengatasi kekhawatiran rawan pangan jika terjadi hambatan distribusi pangan dari Kota Bengkulu akibat faktor alam.

Tanaman sukun kata dia sudah lama dikenal warga di pulau itu, namun belum dijadikan sebagai pangan alternatif. Selama ini jika kekurangan beras, masyarakat biasanya menggunakan ubi untuk alternatif pengganti pangan.
Pulau Enggano didiami lima suku asli yakni Kahuau, Kaarubi, Kaaruba, Kauno dan Kaitora. Sedangkan bagi para pendatang mereka memberi suku tersendiri yang disebut Suku Kamay.(RNI)

Pewarta:

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012