Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Pencurian kayu dalam kawasan hutan lindung Bukit Daun register V wilayah Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu, makin "marak".
"Modus pencurian kayu itu diangkut menggunakan tenaga kerbau melalui tambang batu bara yang berada kawasan hutan di wilayah itu," kata petugas Kehutanan Bengkulu Tengah, Karmin, Senin. Ia mengatakan, praktek itu diketahui saat tim bersama polisi kehutanan melakukan operasi dalam kawasan hutan lindung tersebut pekan lalu.
Puluhan meter kubik kayu tidak memilik dekomen diamankan termasuk kerbau pengangkut kayu, sedangkan pemiliknya lari masuk hutan. Kayu berukuran besar di sekitar kawasan petambangan batu bara tersebut sudah tumbang oleh pembalak kayu dan diolah dengan mesin pemotong kayu (chinsaw).
Kayu berbetuk balok kaleng itu kemudian diangkut menggunakan tenaga kerbau untuk diturunkan ke lokasi tambang batu bara tersebut. Dari lokasi itu nantinya diangkuat menggunakan truk dan dijual pada pedagang depot kayu di Kota Bengkulu sebagai pelanggan. "Kami kesulitan melakukan operasi pada musim penghujan sekarang ini karena tidak memiliki kendaraan operasional," katanya.
Setiap melakukan operasi selama ini selain menggunakan sepeda motor juga menyewa kendaraan luar, sedangkan dana operasional sangat minim, keluhnya. Untuk anggaran operasional di Dinas Kehutanan Bengkulu Tengah pada 2012 hanya Rp100 juta/tahun, sedangkan setiap operasi menghabiskan dana minimal Rp20 juta.
Operasi itu mestinya dilakukan minimal satu bulan sekali untuk mengamankan kawasan hutan lindung di wilayah itu, namun akibat dana minim maka operasi dilakukan tersendat-sendat. "Kami pernah melakukan operasi membawa bekal dari rumah dan menggunakan sepeda motor, setelah ada temuan kayu tidak bisa diangkuat akibat tidak memiliki dana," ujarnya.
Kayu temuan itu keesokan hari bila mau diangkut sudah hilang, sedangkan kenaraan truk untuk mengangkut kayu tersebut menyewa, ujarnya. Kepala Dinas Kehutanan Perkebunan dan Pertanian Kabupaten Bengkulu Tengah Durani membenarkan, bahwa pencurian kayu dikawasan hutan lindung daerah itu makin tinggi. Untuk menertibkan pencurian tersebut, pihaknya tidak memiliki dana operasional, sehingga petugas ke lapangan menggunakan kendaran pribadi dna membawa bekal dari rumah, ujarnya.(Z005)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012
"Modus pencurian kayu itu diangkut menggunakan tenaga kerbau melalui tambang batu bara yang berada kawasan hutan di wilayah itu," kata petugas Kehutanan Bengkulu Tengah, Karmin, Senin. Ia mengatakan, praktek itu diketahui saat tim bersama polisi kehutanan melakukan operasi dalam kawasan hutan lindung tersebut pekan lalu.
Puluhan meter kubik kayu tidak memilik dekomen diamankan termasuk kerbau pengangkut kayu, sedangkan pemiliknya lari masuk hutan. Kayu berukuran besar di sekitar kawasan petambangan batu bara tersebut sudah tumbang oleh pembalak kayu dan diolah dengan mesin pemotong kayu (chinsaw).
Kayu berbetuk balok kaleng itu kemudian diangkut menggunakan tenaga kerbau untuk diturunkan ke lokasi tambang batu bara tersebut. Dari lokasi itu nantinya diangkuat menggunakan truk dan dijual pada pedagang depot kayu di Kota Bengkulu sebagai pelanggan. "Kami kesulitan melakukan operasi pada musim penghujan sekarang ini karena tidak memiliki kendaraan operasional," katanya.
Setiap melakukan operasi selama ini selain menggunakan sepeda motor juga menyewa kendaraan luar, sedangkan dana operasional sangat minim, keluhnya. Untuk anggaran operasional di Dinas Kehutanan Bengkulu Tengah pada 2012 hanya Rp100 juta/tahun, sedangkan setiap operasi menghabiskan dana minimal Rp20 juta.
Operasi itu mestinya dilakukan minimal satu bulan sekali untuk mengamankan kawasan hutan lindung di wilayah itu, namun akibat dana minim maka operasi dilakukan tersendat-sendat. "Kami pernah melakukan operasi membawa bekal dari rumah dan menggunakan sepeda motor, setelah ada temuan kayu tidak bisa diangkuat akibat tidak memiliki dana," ujarnya.
Kayu temuan itu keesokan hari bila mau diangkut sudah hilang, sedangkan kenaraan truk untuk mengangkut kayu tersebut menyewa, ujarnya. Kepala Dinas Kehutanan Perkebunan dan Pertanian Kabupaten Bengkulu Tengah Durani membenarkan, bahwa pencurian kayu dikawasan hutan lindung daerah itu makin tinggi. Untuk menertibkan pencurian tersebut, pihaknya tidak memiliki dana operasional, sehingga petugas ke lapangan menggunakan kendaran pribadi dna membawa bekal dari rumah, ujarnya.(Z005)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012