Seluas ratusan hektare sawah tadah hujan milik petani di Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, mengalami keterlambatan masa tanam akibat musim kemarau yang melanda daerah ini.

“Petani sawah tadah hujan di Kecamatan Ipuh dan Kecamatan Malin Deman sampai sekarang belum bisa mengolah lahan dan turun tanam karena musim kemarau dan sawah ini hanya mengandalkan musim hujan untuk pengairan sawahnya,” kata Kasi Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Sugiyanto dalam keterangannya di Mukomuko, Senin.

Berdasarkan data dari Badan Pertanahan Nasional (BPN) setempat seluas 343 hektare lahan persawahan tadah hujan tersebar di Kecamatan Ipuh dan Kecamatan Malin Deman.

Ia mengatakan, biasanya kalangan petani sawah tadah hujan di dua kecamatan di daerah ini mulai melakukan aktivitas seperti mengolah lahan kemudian turun tanam setiap Agustus.

Namun sampai sekarang ini, katanya, belum ada satu pun petani sawah tadah hujan di dua wilayah ini yang mulai melakukan pengolahan lahan sawahnya apalagi turun tanam.

“Bagaimana mereka mau mengolah lahan pertaniannya kalau tidak ada sumber air untuk pengairan sawahnya. Selama ini petani wilayah ini mengandalkan air hujan untuk mengairi sawahnya,” ujarnya.

Ia mengatakan, sekarang ini petani di dua kecamatan ini masih menunggu hujan turun di wilayahnya untuk mengolah lahan pertanian dan turun tanam pada musim tanam kedua padi sawah di wilayah ini.

Ia mengatakan, dari seluas 343 hektare sawah tadah hujan di dua kecamatan tersebut, seluas 177 hektare sawah di Kecamatan Malin Deman yang menerima bantuan benih padi dari pemerintah pusat.

Namun, katanya, sampai sekarang petani di wilayah ini belum bisa memanfaatkan bantuan benih unggul dari pemerintah pusat. Petani menggunakan benih padi tersebut setelah hujan turun di wilayah ini.

Pewarta: Ferri Arianto

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019