Pihak Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu mengancam akan menutup sumber air Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan.

Ancaman penutupan sumber air PDAM Tirta Bukit Sulap Kota Lubuklinggau ini disampaikan dalam rapat dengar pendapat antara DPRD Rejang Lebong dengan Direktur PDAM Tirta Dharma Rejang Lebong, Senin, menyusul adanya krisis air bersih di Kecamatan Padang Ulak Tanding dan sekitarnya.

"Kawan-kawan minta kalau tidak bisa dibagi rata ditutup saja sumbernya, tetapi kita masih kita pelajari terlebih dahulu karena bagaimana pun harus sesuai dengan peraturan," kata Wahono, ketua sementara DPRD Rejang Lebong usai memimpin rapat.

Selama ini pihak PDAM Kota Lubuklinggau tambah dia, memanfaatkan sumber air dari Desa Apur, Rejang Lebong, di mana selain menyuplai kebutuhan air bersih di daerah tetangga itu juga untuk mengaliri pelanggan PDAM Rejang Lebong di wilayah Kecamatan Padang Ulak Tanding yang posisinya berbatasan langsung dengan kedua daerah.

"Jaringannya masih mencantol dengan PDAM Kota Lubuklinggau, karena jaringan air bersih untuk Kecamatan Padang Ulak Tanding yang dibangun PDAM Rejang Lebong pipanya belum mampu karena tingginya tekanan air sehingga sering pecah," tambah dia.

Sejauh ini berdasarkan informasi yang diterimanya tambah dia, aset perpipaan air bersih itu milik Pemkot Lubuklinggau, dan MoU pemanfaatan sumber air dari Rejang Lebong itu juga dibuat antara Pemprov Sumsel dengan Pemprov Bengkulu pada tahun 1980-an dan saat ini dokumennya masih mereka cari.

"Masyarakat Kecamatan Padang Ulak Tanding itu sebelumnya tidak dapat air lagi, karena pembagian sangat kecil, kini sudah mengalir tapi kebagian pada malam hari. Kita minta agar pembagian airnya dibagi rata, karena sumber airnya dari Rejang Lebong," urainya.

Sedangkan Direktur PDAM Tirta Dharma Rejang Lebong Orin Retnowati menjelaskan, jika dalam rapat itu pihak DPRD setempat meminta supaya PDAM Kota Lubuklinggau tidak hanya melakukan penggiliran air untuk masyarakat Kecamatan Padang Ulak Tanding tidak hanya malam, tetapi juga siang hari saja.

"Upaya lainnya kita akan mencoba koneksi jaringan dari sumber air di Desa Pelalo, debitnya besar tetapi karena tekanannya tinggi sehingga pipanya pecah terus. Kita sedang mencari solusi dengan membuat reservoir atau penampungan air dengan kapasitas 400 kubik yang bisa melayani 2.000 pelanggan," jelas dia.

Masyarakat Kecamatan Padang Ulak Tanding kata Orin, tidak lagi mengalami krisis air, dan telah mendapatkan penggiliran pendistribusian pada malam hari. Selain itu, penggiliran ini dilakukan karena debit air di sumber air Apur juga mengalami penurunan signifikan akibat pengaruh musim kemarau.

Pewarta: Nur Muhamad

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019