Dinas Kesehatan Kota Bengkulu mencatat sejak 2016 hingga kini penyakit demam berdarah dengue atau DBD sudah membunuh sekitar 20 orang warga Kota Bengkulu.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Bengkulu Nelli Hartati mengatakan angka kematian tertinggi akibat gigitan nyamuk ini terjadi pada 2016 dengan 11 orang meninggal dunia.

Tingginya angka warga yang meninggal dunia membuat pemerintah mencap kejadian di Kota Bengkulu ini sebagai Kejadian Luar Biasa atau KLB kasus demam berdarah.

Selain banyak warga yang meninggal, di tahun yang sama ada sekitar 850 orang warga yang dinyatakan positif terinfeksi virus yang disebabkan gigitan nyamuk aedes aegypti ini.

"KLB di 2016. Kita berusaha maksimal, pengendalian digencarkarkan lagi. Setiap kelurahan dan kecamatan didatangi, serta kita buat program satu rumah satu Jumantik," kata Nelli ketika diwawancarai di ruang kerjanya, Selasa (10/3).

Dengan program satu rumah satu juru pemantau jentik nyamuk atau Jumantik ini Pemerintah Kota Bengkulu berhasil menekan angka warga yang positif terinfeksi DBD, di tahun 2017 angka warga positif terinfeksi turun menjadi 287 orang, meskipun dua orang meninggal dunia.

Selain mencabut status KLB, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia waktu itu juga memberikan penghargaan bagi Pemerintah Kota Bengkulu karena berhasil menekan angka positif terinfeksi DBD.

Namun di tahun 2018 angka warga positif terinfeksi DBD di Kota Bengkulu malah kembali meningkat menjadi 431 orang dan empat orang diantaranya meninggal dunia.

"Karena mungkin terlalu santai dan sudah tidak KLB lagi jadinya mungkin teledor dan angka warga yang positif terinfeksi DBD jadi naik lagi. Makanya penanganan ini butuh keseriusan dan kekompakan warga agar satu rumah itu minimal ada satu orang yang selalu memantau jentik nyamuk," papar Nelli.

Data milik Dinas Kesehatan Kota Bengkulu menunjukkan, sejak tahun 2012 kasus warga yang positif terinfeksi DBD di kota ini tidak pernah berada dibawah angka 150 kasus per tahun. Tahun 2012 ada sebanyak 472 orang warga positif terinfeksi.

Angka terendah warga yang positif terinfeksi DBD di Kota Bengkulu terjadi pada 2013 yakni 177 kasus, setelah itu angka warga yang positif terinfeksi selalu menembus angka 200 kasus per tahun. Pada 2014 ada 234 orang positif terinfeksi dan meningkat pada 2015 yakni sebanyak 359 orang positif terinfeksi.

Pada 2019 tercatat sebanyak 301 orang warga positif terinfeksi DBD dan tiga orang diantaranya meninggal dunia. Sedangkan dari Januari hingga Maret 2020 sudah 41 orang warga yang dinyatakan positif terinfeksi DBD dan belum ada yang meninggal dunia.

Pada periode Januari tercatat ada 15 orang warga positif terinfeksi dan Februari ada 16 orang warga, sedangkan Maret baru tercatat 10 orang warga yang positif terinfeksi.

Pewarta: Carminanda

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020