Musi Rawas (ANTARA Bengkulu) - Operasional Bandara Silampari di Kabupaten Musi
Rawas, Provinsi Sumatera Selatan, saat ini terkendala Sumber Daya
Manusia (SDM) sehingga menyulitkan pengembangan bandara daerah itu.
"SDM yang ada kebanyakan tenaga honorer dan beberapa orang dari
Pemkab Musi Rawas dan untuk dari Kemenhub saya sendirian, selain
jumlahnya terbatas tenaga yang ada tidak menguasai masalah manajemen
bandara," kata Pejabat Pembuat Komitmen dari Kementerian Perhubungan
yang juga penanggungjawab tekhnis kegiatan pengembangan Bandara
Silampari, Makmur Sitorus, Selasa.
Keberadaan Bandara Silampari yang terletak diwilayah Kota
Lubuklinggau, kata dia, sebenarnya cukup prospektif dengan melihat
letaknya yang berdekatan dengan beberapa kabupaten lainnya di Sumsel
serta kabupaten dari wilayah Provinsi Jambi maupun Bengkulu, jika
pengelolaannya dilakukan oleh tenaga yang memadai maka keberadaan
bandara ini sangat menjanjikan kedepannya.
Selain tidak didukung oleh SDM bandara ini juga masih di bawah
status Pemkab Musi Rawas dan belum sepenuhnya diserahkan ke Kemenhub,
sehingga pemerintah pusat tidak bisa sepenuhnya mengelolannya dibawah
Dirjend Perhubungan, kendati pembangunan dan pengembangannya dibiayai
oleh pemerintah pusat terhitung sejak 2007-2012 lalu telah menelan dana
mencapai Rp150 miliar.
"Saat ini biaya untuk pemeliharaan dianggarkan daerah hanya berkisar
Rp350 juta yang kegunaannya untuk membayar honor petugas satu tahun
serta pemeliharaan. Jumlah ini sangat kecil, karena untuk ukuran satu
bandara setidaknya membutuhkan biaya pemeliharaan pertahun mencapai Rp7
miliar," ujarnya.
Untuk itu dia berharap pemkab setempat dapat menyerahkan Bandara
Silampari ke Kemenhub sehingga pengelolaannya dapat dilakukan secara
berkesinambungan, mengingat panjang landasan pacunya sudah mencapai
2.200 meter dan sudah bisa dilabuhi pesawat jenis boeing 737-200.
Sejauh ini bandara daerah itu belum bisa dilabuhi pesawat berbadan
besar disebabkan beberapa faktor antara lain peralatan bandara yang
belum lengkap, SDM pengelola yang terbatas, kemudian landasan pacu belum
standar serta masih adanya tower seluler yang berdekatan dengan bandara
ditambah bahu kiri kanan panahan landasan untuk pengamanan jika pesawat
tergelincir yang pengerjaannya baru mencapai 950 meter dari rencananya
pembangunan sepanjang 3.200 meter.
Operasional Bandara Silampari tersebut baru bisa dilabuhi pesawat
jenis boeing dua atau tiga tahun ke depan, kalau pun untuk uji coba
penerbangan tambah dia, juga masih diperlukan penjajakan dengan sejumlah
maskapai yang dapat diajak kerjasama jika melihat kondisi lapangan yang
ada saat ini. (ANTARA)
Operasional bandara Silampari terkendala SDM
Selasa, 5 Maret 2013 18:23 WIB 1956