Bengkulu (Antara Bengkulu) - Gubernur Bengkulu Junaidi Hamsyah mengatakan
pemulihan daerah aliran sungai Air Bengkulu mendesak, terutama di
wilayah muara yang mengalami abrasi parah.
"Sebelumnya ada barisan tanaman cemara yang berfungsi seperti
benteng penahan gelombang, tapi sekarang sudah hilang," katanya di
Bengkulu, Selasa.
Ia mengatakan hal itu usai berdialog dengan aktivis Walhi Bengkulu
yang mendesak pemerintah mengatasi kerusakan perairan Pulau Tikus dan
DAS Air Bengkulu.
Pengambilan limbah batubara oleh nelayan di muara Sungai Bengkulu,
menurut Gubernur, turut berperan mempercepat abrasi di muara sungai.
"Karena pengambilan limbah batubara dengan alat sedot itu membuat
lubang dibawah sehingga pasir dan tumbuhan cemara ambles," katanya.
Dalam pertemuan yang dihadiri Kepala Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah (Bappeda) Bengkulu itu, Gubernur mengatakan agar segera dilakukan
penghijauan di wilayah itu.
Jika tidak diambil tindakan, menurut Gubernur abrasi akan mengancam wilayah Rawa Makmur Kota Bengkulu.
"Sekarang saja abrasi terus mengikis bagian daratan yang terlihat di jalan ke arah Sungai Hitam," katanya.
Kepala Bappeda Provinsi Bengkulu Edy Waluyo mengatakan pengambilan
limbah batubara di sepanjang muara sungai, turut mempengaruhi kualitas
jembatan muara Sungai Bengkulu.
"Ujung jembatan itu sudah turun lebih dari 30 centimeter, kami
sudah minta Dinas Pekerjaan Umum untuk meneliti kekuatan jembatan itu,"
tambahnya.
Sebelumnya Walhi Bengkulu meminta pemerintah daerah segera
mengevaluasi izin lima perusahaan pertambangan dan dua pabrik sawit di
hulu Sungai Bengkulu.
"Lima perusahaan pertambangan dan dua pabrik pengolah karet menjadi
sumber utama kerusakan DAS dan pencemaran Sungai Bengkulu," kata Ketua
Divisi Penguatan Jaringan dan Organisasi Walhi Bengkulu Fery Vandalis.
Sementara Kepala Badan Lingkungan Hidup Provinsi Bengkulu Iskandar
mengatakan pengelolaan lingkungan lima perusahaan tambang yang
beroperasi di hulu Sungai Bengkulu memang mendapat rapor hitam.
Lima perusahaan tersebut yakni PT Danau Mas Hitam, PT Bukit Sunur,
PT Inti Bara Perdana, PT Bio Energi dan PT Emerat Treden Agency (ETA). (Antara)
Gubernur : pemulihan DAS Bengkulu mendesak
Selasa, 16 Juli 2013 16:27 WIB 2704