Kuala Lumpur (Antara) - Konsumen di Malaysia mendesak pemerintah mengatasi kekacauan dalam penentuan status halal produk makanan, menyusul pengumuman dua produk coklat Cadbury yang sebelum ini dilaporkan mengandung DNA babi namun kemudian disahkan tidak ada kandungan bahan tersebut.
Mereka menginginkan masalah ini mendapat perhatian serius untuk mencegah kegusaran di kalangan umat Islam terkait produk makanan.
"Pernyataan saling bertentangan akan menimbulkan masalah karena masyarakat tidak tahu mau percaya pada siapa. Saya sendiri tidak tahu siapa yang harus dipercayai," kata seorang karyawan swasta, Kamal Adwan Alang Ahmad (30) seperti dikutip media lokal, Selasa.
Sebelumnya, Menteri pada Kantor Perdana Menteri, Datuk Seri Jamil Khir Baharom pada Senin (2/6) mengatakan hasil analisa laboratorium Jabatan Kimia terhadap dua produk coklat susu Cadbury yaitu Roast Almond dan Hazelnut menunjukkan kedua produk tersebut tidak mengandung DNA babi.
Sementara Kementerian Kesehatan tetap mempertahankan keputusan ujian laboratorium miliknya terhadap dua sampel tersebut pada 24 Mei yang menunjukkan bahwa keduanya mengandung DNA babi.
Jamil Khir tidak menolak kemungkinan sampel yang dianalisa oleh laboratorium Kementerian Kesehatan tidak diambil langsung dari pabrik dan dicemari DNA babi baik dalam proses penyimpanan ataupun penghantaran.
Seorang warga, Nurdzuladlina Masehat (27) mengatakan perlu ada keseragaman dalam membuat ujian atas produk makanan untuk mengelakkan perbedaan keputusan yang hanya membingungkakn pengguna.
"JAKIM juga perlu lebih sering melakukan sidak ke pabrik atau pengusaha yang mendapat sertifikat halal untuk memastikan syarat halal selalu dipatuhi," katanya.
Sedangkan warga lain, Nadzirah Che Shahidan (24) mengaku masih yakin pada JAKIM karena setahu dia bukan hanya institusi lokal saja yang menggunakan jasa badan tersebut untuk pengesahan halal.