"Jumlah kunjungan ke Museum Bengkulu perlahan meningkat beberapa waktu terakhir, setelah dua tahun terakhir mengalami penurunan karena pandemi COVID-19," kata dia di Kota Bengkulu, Jumat.
Ia menyebutkan bahwa kenaikan kunjungan mencapai tiga kali lipat dari tahun sebelumnya berkisar 1.000 hingga 1.500 orang.
Dari 5.000 pengunjung Museum Bengkulu tersebut, lebih dari 75 persen didominasi kalangan pelajar, anak usia dini, hingga mahasiswa yang bertujuan liburan, penelitian, hingga mencari literatur peninggalan budaya di Bengkulu.
"Kalangan pelajar dari tahun ke tahun selalu mendominasi, selebihnya itu masyarakat umum," ujarnya.
Ia mengatakan peningkatan jumlah kunjungan tersebut karena keingintahuan masyarakat dan kesadaran terhadap pengetahuan peninggalan budaya sebagai identitas daerah Bengkulu.
Saat ini, koleksi Museum Bengkulu mencapai 6.151 benda yang terdiri atas delapan jenis koleksi, seperti biologi 46 barang, etnografika 2.988 barang, arkeologika 90 barang, historika 42 barang, numismatika/heraldika 911 barang, keramologika 1901 barang, filologika 138 barang, dan teknologika 15 barang.
"Pengunjung ingin tahu adanya koleksi benda sejarah budaya asli Bengkulu dan benda sejarah budaya lain yang berhubungan dengan perkembangan Bengkulu. Dengan adanya literatur yang mendukung, mereka jadi mengerti apa saja peninggalan yang ada," ujar Didi.