Guru gunduli siswi dan tugas guru BK
Kamis, 31 Agustus 2023 10:24 WIB 1988
Evy Yulistiowati Pramono, guru BK yang juga salah seorang pengurus Musyawarah Guru Bimbingan Konseling (MGBK) Jawa Timur, mengemukakan bahwa layanan BK itu seperti bengkel sepeda, yang tidak boleh menolak sepeda dalam keadaan apa pun dan jenis apa pun. Sepeda yang rusak parah atau ringan, semua dilayani, termasuk sepeda yang kondisinya baik-baik saja, namun perlu mendapat perhatian agar tetap berfungsi optimal.
Sebagai "bengkel" jiwa manusia, guru BK bisa melayani konseli yang bermasalah untuk diselesaikan, bisa juga melayani konseli yang tidak bermasalah, namun hendak mempersiapkan diri menghadapi masa depan.
Terkait pelayanan guru BK di luar melayani siswa bermasalah, biasanya juga diperlukan para siswa, terkait informasi dunia kerja, dunia pernikahan, dan pendidikan lanjutan atau kuliah.
Nilai-nilai dasar layanan BK ini memang tidak bisa hanya dipegang dan dipraktikkan oleh guru BK, tetapi juga bagi guru lain dan staf di sekolah.
Baca juga: Aksi "koboi jalanan", pengendara mobil ajak pak guru berkelahi
Baca juga: Melindungi macan tutul dari ancaman kepunahan di Meru Betiri
Karena itu, setiap menjelang tahun ajaran baru, guru BK menyosialisasikan program BK kepada seluruh guru dan staf atau tenaga kependidikan. Semua itu dipersiapkan guna mendukung program pemerintah menjadikan sekolah yang menyenangkan dan ramah anak.
Pada sosialisasi itu semua insan pendidikan di satu sekolah diingatkan, antara lain, bahwa hukuman fisik kepada siswa sudah bukan zamannya lagi diterapkan. Jika terpaksa memberikan hukuman, hendaknya seorang guru berpikir bagaimana hukuman itu mampu mendidik si siswa, bukan malah menjatuhkan harga dirinya di hadapan siswa lain, misalnya diwajibkan mengaji atau menghapal ayat atau surat tertentu dari Al Quran.
Zaman berubah, tantangan berubah, demikian juga dengan nilai-nilai dan praktik dunia pendidikan. Guru mau tidak mau harus mengikuti perkembangan itu dengan selalu menambah informasi, belajar yang tidak pernah berhenti.
Demikian juga dengan orang tua agar tidak mengambil jarak dengan sekolah, khususnya guru BK sehingga setiap saat mengetahui perkembangan anaknya di sekolah. Orang tua juga bisa berdiskusi dengan guru BK mengenai persiapan masa depan anaknya, terkait kuliah dan dunia kerja.
Pendidikan yang optimal adalah ada kolaborasi antara guru, siswa, dan masyarakat (orang tua).