Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Mukomuko, Bengkulu, melakukan pendampingan sekaligus memfasilitasi para petani padi sawah yang menggunakan pupuk organik di kabupaten ini untuk meraih sertifikasi prima III, sehingga daya saing produk lebih terjamin.
Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Mukomuko Elxandi Utria Dharma di Mukomuko, Rabu, mengatakan, ada beberapa petani di satuan pemukiman (SP) VIII Desa Sumber Makmur mau mengolah tanaman padi sawahnya sepenuhnya menggunakan pupuk organik.
"Harus kita dampingi petani padi di daerah ini yang mengolah padi sawah full organik setiap 'step by step' sampai keluar sertifikat prima III," ujarnya.
Ia mengatakan, instansinya melibatkan pelaku organik di daerah ini untuk membantu petani dalam menerapkan sistem pertanian organik di lahan persawahan milik petani di Desa Sumber Makmur.
Salah satu kelompok tani di wilayah Kecamatan Teras Terunjam sudah lama menerapkan sistem pertanian organik dengan cara menggunakan pestisida nabati yang ramah lingkungan untuk meningkatkan produktivitas pertanian.
Ia mengatakan, kelompok tani di Kecamatan Teras Terunjam menggunakan berbagai bahan alami seperti ekstrak daun sirsak, daun pepaya, buah bintaro, buah maja, brotowali, tembakau, untuk membuat pestisida nabati.
Kelompok tani di kecamatan ini, katanya, selain menggunakan bahan alami untuk membuat pestisida nabati juga menggunakan bahan tersebut untuk membuat pupuk organik.
Ia mengatakan, saat ini pemerintah daerah setempat selain menerapkan sistem pertanian organik terhadap tanaman kelapa sawit serta tanaman pangan dan holtikultura.
Kemudian, katanya, instansinya juga rutin memberikan edukasi kepada masyarakat petani di daerah ini agar menggunakan berbagai bahan alami untuk bahan penyubur tanaman dan membasmi hama yang merusak tanaman.
"Penggunaan bahan alami baik untuk pupuk dan pembasmi hama mulai dari pengolahan awal tanah sampai dengan tanaman panen," kata Elxandi.