Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu sejak 2023 menawarkan pembangunan penangkaran buaya muara di Sungai Selagan dan sungai lain di daerah ini sebagai solusi mengatasi konflik satwa tersebut dengan manusia.
"Tahun lalu BKSDA pernah menawarkan bagi pihak yang ingin melakukan penangkaran buaya, namun sampai sekarang belum ada yang mengambilnya," kata Kepala Resor Konservasi Sumber Daya Alam (RKSDA) Air Hitam Kabupaten Mukomuko Rasidin di Mukomuko, Jumat.
Ia mengatakan hal itu saat pertemuan dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Mukomuko guna membahas persiapan pemasangan perangkap untuk menangkap buaya tersebut.
Ada dua korban yang dimangsa buaya di Sungai Selagan yakni Ide Suprianto (27), warga Desa Tanah Harapan, Kecamatan Kota Mukomuko, dan Sabri (65), warga Desa Tanah Rekah.
Terkait dengan penawaran pembangunan penangkaran buaya di daerah ini, ia mengatakan ada lima kuota tangkap di alam untuk Kabupaten Mukomuko, tetapi sampai sekarang belum ada yang mengambilnya.
"Itu kuota tangkap untuk penangkaran buaya, kalau ada yang ingin mengajukan penangkaran, ada kuota tangkap," ujarnya.
Untuk penangkapan buaya di Sungai Selagan, Rasidin mengatakan DLH Kabupaten Mukomuko telah menyediakan dua perangkap buaya yang memangsa warga di daerah ini.
Ia menambahkan ada enam personel BKSDA Bengkulu yang terlibat dalam kegiatan ini, kemudian BKSDA juga melibatkan DLH, kecamatan, desa, TNI, polisi, dan swasta dalam penangkapan buaya ini.
Untuk lokasi pemasangan, pihaknya fokus di tempat korban yang dimangsa buaya di Sungai Selagan dan BKSDA menggunakan umpan itik untuk menangkap buaya di sungai tersebut.