Jambi (ANTARA Bengkulu)- Seniman Jambi Fauzi Z mengusulkan,prosesi coret seragam yang menjadi ciri khas pelajar pascakelulusan Ujian Nasional dapat dijadikan aset budaya yang bernilai jual bagi kepariwsataan.
Kebisaan coret seragam siswa itu mestinya tidak dilarang, tapi dikelola dan dikembang untuk menjadi aset budaya bernilai jual tinggi, kata kurator dan perupa Jambi, Fauzi Z di Jambi, Sabtu.
Ia menilai, tradisi dan prosesi unik para pelajar mencoret seragam sekolahnya pascapengumuman UN mungkin hanya ada di Indonesia, karena itu ini menjadi sesuatu yang unik dan spesifik, semestinya dilestarikan, dikembangkan dan dikelola secara benar, sehingga bermanfaat,
Kebiasaan itu, katanya, bisa menjadi potensi positif dan aset budaya yang bernilai guna dengan menjadikannya momentum khas, unik dan soesifik, seperti menjadikannya sebentuk konvoi atau karnaval budaya yang ada di setiap kota dan desa di tanah air.
"Jadi, kenapa kita alergi pada kebiasaan corat coret seragam dan konvoi pasca-UN, padahal semua itu sangat bermakna bagi pelajar itu sendiri dalam menunjukkan eksistensi keunikan dari dirinya secara komunal,'katanya.
Perbuatan salah hanyalah jika mereka berkonvoi ugal-ugalan mengganggu pengguna jalan dan masyarakat. Itu yang mestinya direspons oleh pemerintah, bukannya melarang," ujarnya.(ant)
Seniman Jambi usulkan coret seragam jadikan aset budaya
Sabtu, 2 Juni 2012 20:45 WIB 1753
.....Kebisaan coret seragam siswa itu mestinya tidak dilarang, tapi dikelola dan dikembang untuk menjadi aset budaya bernilai jual tinggi.....