Padang (ANTARA) - Erupsi Gunung Marapi yang berada di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) pukul 11.20 WIB melontarkan abu vulkanik setinggi 600 meter di atas puncak gunung tersebut.
"Terjadi erupsi Gunung Marapi pukul 11.20 WIB dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 600 meter di atas puncak," kata petugas Pos Gunung Api (PGA) Gunung Marapi, Teguh di Padang, Senin.
Baca juga: Enam kali erupsi Gunung Semeru dengan tinggi letusan hingga 1 km
Berdasarkan catatan PGA Gunung Marapi, kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat laut. Erupsi tersebut terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 32 milimeter, serta berdurasi 34 detik.
Merujuk data PGA Gunung Marapi sejak awal hingga 17 Maret 2025, gunung api setinggi 2.891 meter di atas permukaan laut (MDPL) tersebut meletus sebanyak tujuh kali.
Rinciannya, letusan pertama terjadi pada 1 Maret pukul 14.30 WIB dengan amplitudo 30,3 milimeter dan berdurasi 37 detik, namun kolom tinggi abu tidak teramati. Letusan kedua terjadi pada 5 Maret dengan amplitudo 30,4 milimeter serta berdurasi 38 detik.
Berikutnya, pada 7 Maret dengan tinggi kolom abu mencapai 1.200 meter serta terekam dengan amplitudo 30,7 milimeter dan durasi 124 detik. Sehari kemudian Marapi kembali erupsi, namun tinggi kolom abu tidak teramati, karena tertutup awan.
Selanjutnya, gunung api itu meletus pada 13 Maret, namun tidak ada catatan atau laporan amplitudo maupun durasi erupsi. PGA setempat kembali mencatat Gunung Marapi meletus pada 16 Maret pukul 07.00 WIB dengan amplitudo 30,4 dengan durasi 45 detik.
Baca juga: Gunung Dukono semburkan abu vulkanik setinggi 3.000 meter
Saat ini, aktivitas vulkanik Gunung Marapi berada pada status level II (Waspada). PVMBG mengeluarkan sejumlah rekomendasi, di antaranya masyarakat, pendaki atau pengunjung diminta tidak memasuki atau berkegiatan di dalam wilayah radius 3 kilometer dari pusat erupsi (Kawah Verbeek) Gunung Marapi.
PVMBG mengimbau masyarakat yang bermukim di sekitar lembah, aliran atau bantaran sungai yang airnya berhulu di puncak Gunung Marapi, selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya banjir lahar hujan yang dapat terjadi, terutama saat musim hujan.