Mukomuko Bengkulu (ANTARA) - Komisi III DPRD Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, berharap Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Mukomuko mencari solusi untuk mengatasi ancaman buaya di sungai daerah ini.
Wakil Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Mukomuko Frenki Janas di Mukomuko, Selasa, mengatakan, melihat kondisi di lapangan khususnya di Kabupaten Mukomuko mulai dari Lubuk Pinang sampai Air Rami itu rata-rata habitat buaya itu sudah terlalu banyak.
"Jadi harapan kami dengan pihak BKSDA yang ada di Kabupaten Mukomuko khususnya di Provinsi Bengkulu agar jenis buaya seperti reptil diharapkan ada solusinya sebelum ada korban yang jatuh lebih banyak lagi," katanya.
Beberapa hari yang lalu, pihaknya didatangi oleh sejumlah masyarakat, dan mereka menyampaikan aktivitas mereka kebanyakan di sungai daerah ini.
Dia mengharapkan, ada solusinya jangan sampai begitu ada korban BKSDA bertindak.
Untuk itu, kata dia, apa yang menjadi keinginan masyarakat di Kabupaten Mukomuko agar bisa mencari solusi, apakah harus dimusnahkan atau pindah tempat dan membuat penangkaran khusus buaya.
Pihaknya, selain didatangi oleh masyarakat setempat, ada juga yang menghubunginya lewat telepon meminta ada solusi untuk mengatasi buaya.
Dia mengatakan, jangan sampai nanti masyarakat yang sudah terlalu resah keberadaan buaya di daerah ini bertindak sendiri.
"Untuk saat ini kami juga mengharapkan kepada masyarakat itu karena buaya salah satu binatang yang dilindungi," ujarnya.
Kalai seandainya, katanya, prinsipnya mewakili kawan-kawan masyarakat di Kabupaten Mukomuko lebih penting nyawa manusia atau binatang.
Jadi harapannya kepada pihak BKSDA, sebelum jatuh korban harus cepat mengambil tindakan, apalagi kemarin ada kejadian warga melihat buaya di sekitaran jembatan Sungai Selagan yang berada di Desa Pondok Kopi, Kecamatan Teras Terunjam.
Selain itu, selama ini tidak pernah ada buaya di Sungai Sekendak yang berada di wilayah Kecamatan Lubuk Pinang, sekarang sudah ada buaya.
Sementara aktivitas mereka itu dari hulu sungai ke jembatan Lubuk Pinang dan mereka mengangkut buah sawit lewat kebun dan pakai perahu.
Dia mengatakan, kasihan dengan masyarakat yang tidak mampu aktivitas lagi di sungai khususnya Lubuk Pinang sampai Air Rami padahal selama ini mereka rata-rata masih banyak bergantung dengan air.
Selain itu, mereka menafkahi keluarga, ada beban beban keluarga yang harus mereka pikul di sisi lain mereka takut keberadaan buaya.
"Nanti ada warganya yang bertindak semena-mena untuk membunuh buaya umpamanya nanti disalahkan warga saya juga, jangan sampai sudah terlalu sering diperingatkan oleh kawan-kawan masyarakat agar bagaimana buaya tidak ada lagi di sungai yang ada di Kabupaten Mukomuko ini," ujarnya.
Selanjutnya, kalau bisa pihak BKSDA dengar pendapat dengan lembaga DPRD untuk sama-sama mencari solusi mana tahu pihak provinsi bisa memberikan solusi untuk masyarakat di Kabupaten Mukomuko.
Nanti mungkin pihak BKSDA butuh anggaran berala untuk menanggulanginya mungkin pemerintah daerah bisa memfasilitasinya (Adv)
