Tangerang (ANTARA) - Sekitar 130 hektare lahan tambak ikan di Desa Tanjung Burung, Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, yang siap panen, seketika lenyap diterjang banjir akibat meluapnya Sungai Cisadane.
"Kami mendapatkan laporan dari RT setempat bahwa pekan depan rencananya pengusaha tambak mau panen, tapi keburu datang banjir," kata Sekretaris Desa Tanjung Burung, Hasan Basri di Tangerang, Senin.
Hasan mengatakan tambak itu milik pengusaha setempat dan dari daerah lain yang membudidayakan ikan bandeng, gurame dan nila, terutama di Kampung Beting, Desa Tanjung Burung.
Dia menambahkan perkiraan kerugian yang dialami petambak mencapai Rp10 miliar karena ikan sudah memasuki usia siap dijual.
Menurut dia, pengusaha terpaksa pasrah karena kejadian tersebut datang secara tiba-tiba pada malam hari, dan menyebabkan hamparan tambak menjadi lautan air, sehingga ikan menghilang.
Baca juga: Ini rencana Anies Baswedan antisipasi banjir Jakarta
Baca juga: Korban meninggal akibat banjir di Bengkulu jadi 29 orang
Hal tersebut sehubungan banjir melanda kawasan pemukiman paling parah di Kampung Beting dan Cirumpak, dengan ketinggian air mencapai 1,3 meter dalam rumah, sejak Jumat malam (26/4) hingga Minggu (28/4) pagi.
Namun setelah banjir surut yang tertinggal hanya lumpur yang dibawa arus air Sungai Cisadane yang hulunya berada di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Banjir menerjang rumah sebanyak 1.265 kepala keluarga (KK) di Tanjung Burung yang merupakan areal terparah karena pemukiman penduduk berada di dekat muara sungai.
Sedangkan wilayah lain yang terkena banjir di pesisir yakni Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji dan ratusan rumah penduduk yang letaknya bersebelahan dengan bandaran sungai.
Demikian pula banjir merendam rumah penduduk di Desa Lengkong Kulon, Kecamatan Pagedangan dan Kecamatan Kelapa Dua hanya jumlahnya belasan KK.
Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat bahwa banjir juga mengenangi rumah penduduk lainnya di Pakuhaji yaitu di Desa Gaga sebanyak 300 KK, Desa Kalibaru (468 KK), Desa Kohod (20 KK).
Hasan menambahkan, kebanyakan pengusaha tambak tersebut menyewa lahan milik warga setempat selama lima tahun.
Sebelumnya, warga korban banjir Tangerang terkena penyakit kulit dan batuk, mereka berobat ke klinik terdekat dan Puskesmas Teluknaga.
Namun dominan yang menjadi korban banjir adalah anak-anak usia balita hingga umur 15 tahun terutama di Kampung Beting dan Cirumpak.
Baca juga: 13 ribu jiwa terdampak musibah banjir Bengkulu
Baca juga: Tambang batu bara dinilai perparah banjir Bengkulu
Ratusan hektare tambak ikan siap panen hilang seketika diterjang banjir
Senin, 29 April 2019 17:31 WIB 1907