Yogyakarta (Antara Bengkulu)-Badan Bantuan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (United States Agency for Internasional Development) membantu mengembangkan kepemimpinan perempuan di perguruan tinggi melalui lokakarya kepemimpinan di Yogyakarta, Rabu.

Spesialis  Komunikasi United States Agency for Internasional Development (USAID), Mira Renata  di sela-sela lokakarya bertema "Kepemimpinan Perempuan di Perguruan Tinggi" itu,  mengatakan acara  tersebut ditujukan untuk meningkatkan serta mengukur  seberapa besar peluang serta hambatan kepemimpinan perempuan  di lingkungan pendidikan tinggi.

"Bukan untuk mencapai target atau prosentase untuk meningkatkan jumlah  kepemimpinan, namun paling tidak sebagai upaya untuk mengidentifikasi serta mengembangkan kepemimpinan yang pada dasarnya telah dimiliki tiap-tiap peserta,"katanya.

Menurut dia, hal tersebut disebabkan tiap peserta perwakilan dari 14 perguruan tinggi mitra USAID tersebut secara umum telah memiliki pengalaman dalam praktik kepemimpinan di lingkungan perguruan tinggi masing-masing.

"Yang diajukan hari ini oleh tiap-tiap perguruan tinggi mitra kami rata-rata perempaun yang telah memiliki posisi kepemimpinan  misalnya kepala program studi, wakil dekan , pembantu dekan serta dosen,"katanya.

Namun demikian, dengan konsep lokakarya kepemimpinan ini , kata dia, diharapkan juga dapat mendorong mereka untuk bisa  menularkan konsep-konsep kepemimpinan yang telah dimiliki kepada perempuan-perempuan lainnya.

"Sekarang tingkat kepemimpinan di perguruan tinggi relatif masih rendah, persentasenya untuk Lektor masih sekitar 38 persen, Lektor Kepala 31 persen, sementara Guru Besar hanya 20 persen,"katanya.

Dalam konsep lokakarya tersebut, jelas dia, pola-pola kepemimpinan tiap-tiap peserta akan digali serta dikomunikasikan secara interaktif kepada peserta-pesrta lokakarya yang berasal dari perguruan tinggi yang berbeda.

"Eksplorasi atau penggalian tersebut ditujukan agar dapat dimunculkan keluhan atau hambatan yang dihadapi masing-masing pemimpin perempuan yang  kemudian dapat bersama-sama dirumuskan langkah apa yang harus diambil,"katanya.

Sementara itu, salah satu peserta yang merupakan Ketua Program Studi Komunikasi di Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS),Surakarta, Prihastiwi Utari mengaku antusias dalam mengikuti  lokakarya tersebut.

"Paling tidak saya bisa mengetahui apa potensi yang belum saya kembangkan selama saya memegang kepemimpinan di program studi saya sendiri, selain juga mengembangkan jaringan,"katanya.    

Menurut Prihastiwi lokakarya atau pelaihan yang diadakan oleh USAID ini penting untuk mengetahui manajemen yang tepat terkait kepemimpinan mengingat posisi perempuan yang juga memiliki peran ganda sebagai Ibu Rumah Tangga.

"Saya sendiri selama memegang kepemimpinan di program studi  selama dua periode masih merasakan banyak kekurangan, namun sepanjang ada kesempatan tidak ada kata tidak mungkin bagi perempuan untuk terus berkembang,"katanya. (ANTARA)

Pewarta:

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013