Petugas Kepolisian Resor Rejang Lebong, Polda Bengkulu, menangkap seorang pengusaha muda penampung hasil di daerah itu karena terlibat penyalahgunaan narkoba jenis sabu sabu.

Baca juga: Polisi tangkap warga Bengkulu tanam ganja di rumah

Kapolres Rejang Lebong AKBP Dheny Budhiono melalui Kasat Narkoba Iptu Edy Suprianto di Mapolres Rejang Lebong, Kamis, mengatakan tersangka pelaku penyalahgunaan narkoba ini ialah S (28), kesehariannya berprofesi sebagai "tauke" atau pengusaha penampung hasil bumi yang beralamat di Desa Sumberrejo Transad, Kecamatan Bermani Ulu Raya.

Baca juga: Selama penyebaran COVID-19 di Rejang Lebong terjadi enam kasus kecelakaan

"Tersangka ini diamankan petugas pada hari Rabu tanggal 10 Juni kemarin, sekitar pukul 18.00 WIB saat melintas di jalanan umum Desa Air Bening, Kecamatan Bermani Ulu Raya," kata dia.

Dia menambahkan, saat diamankan petugas di badan tersangka ini tidak didapati barang bukti, dan setelah dilakukan penggeledahan di rumahnya ditemukan sejumlah barang bukti berupa dua paket narkoba jenis sabu yang dibungkus plastik klip bening yang disimpan dalam jaket, alat hisab sabu (bong), kotak kardus serta uang tunai senilai Rp12 juta lebih.

Berdasarkan penyelidikan pihaknya, dalam tiga minggu belakangan diketahui jika tersangka S ini merupakan pemakai narkoba aktif dan kerap bepergian keluar kota karena berbisnis hasil bumi baik ke sejumlah kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu maupun ke wilayah lainnya.

"Berkemungkinan selain menjadi pemakai, tersangka ini terlibat juga sebagai pengedar. Saat ini kami masih melakukan pengembangan, karena barang yang dibelinya kalau untuk konsumsi sendiri tidak sebanyak itu," jelas dia.

Baca juga: Kejari Rejang Lebong awasi penggunaan anggaran COVID-19

Berdasarkan pengakuan tersangka S kepada petugas, jika barang haram itu dibelinya dari seseorang di wilayah Kecamatan Padang Ulak Tanding, di mana saat ini orang yang dimaksud sedang dalam penyelidikan pihaknya.

Sementara itu, tersangka S dihadapan wartawan mengaku menggunakan sabu sabu agar tidak ngantuk, karena dirinya selalu berangkat keluar kota guna memasarkan hasil bumi yang dibelinya dari petani di wilayah itu.

"Supaya tidak ngantuk, itu saya beli patungan dengan kawan-kawan lainnya atau istilahnya CK-CK, dan kami pakai bersama-sama," kata dia.
 

Pewarta: Nur Muhamad

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020