Kalangan warga di Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, mempertanyakan penerapan protokol kesehatan saat pemakaman jenazah warga di Desa Lubuk Sanai yang berstatus sebagai pasien dalam pengawasan (PDP) COVID-19.
Warga di Kabupaten Mukomuko, Selasa, mempertanyakan karena pemakaman pasien di tempat pemakaman umum di wilayah tersebut dihadiri oleh sejumlah orang yang tidak menggunakan alat perlindungan diri (APD).
Baca juga: Pasar tradisional di Bengkulu jadi klaster baru penularan COVID-19
“Ada sejumlah orang yang tidak menggunakan APD yang berada dekat dengan lokasi pemakaman PDP di Desa Lubuk Sanai padahal pemakaman PDP tersebut protokol kesehatan,” kata warga Kelurahan Koto Jaya, Kecamatan Koto Mukomuko Ibnu.
Ia mengatakan hal itu menanggapi soal penerapan protokol kesehatan dalam pemakaman salah seorang warga Desa Lubuk Sanai yang berstatus sebagai PDP di daerah ini.
Ia mengatakan sepengetahuannya protokol kesehatan untuk pemakaman pasien terkait dengan COVID-19 sangat ketat, bahkan wartawan pun tidak bisa mengambil gambar dari jarak dekat.
Akan tetapi pemakaman jenazah seorang PDP di Desa Lubuk Sanai tersebut dihadiri oleh beberapa orang yang tidak memakai APD lengkap. Hanya petugas saja yang menggunakan APD lengkap.
Juru Bicara Tim Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Pemerintah Kabupaten Mukomuko Bustam Bustomo menyatakan petugas telah menerapkan protokol kesehatan saat melaksanakan pemakaman PDP. Petugas menggunakan alat perlindungan diri saat pemakaman tersebut.
Terkait dengan adanya beberapa warga setempat yang hadir dan tidak menggunakan APD saat pemakaman PDP ini, ia menegaskan, pihaknya tidak mungkin melarang orang yang ingin menghadiri pemakaman tersebut, apalagi yang menghadiri pemakaman tersebut keluarganya.
Baca juga: Semrawutnya data penyaluran BST COVID-19 di Bengkulu
Selain itu, ia menyatakan, meskipun warga yang meninggal dunia ini berstatus sebagai PDP tetapi belum tentu yang bersangkutan ini positif COVID-19 karena hasil tes swab belum keluar.
Apabila hasil tes usap terhadap pasien ini ternyata positif COVID-19, ia mengatakan langkah selanjutnya melakukan pelacakan untuk mendeteksi orang yang pernah kontak erat dengan pasien ini.
Ia menilai kehadiran sejumlah orang yang tidak menggunakan APD saat pemakaman PDP itu bukanlah sebuah masalah, yang menjadi masalah itu apabila warga menolak pasien ini dimakamkan di tempat pemakaman umum di wilayah itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020
Warga di Kabupaten Mukomuko, Selasa, mempertanyakan karena pemakaman pasien di tempat pemakaman umum di wilayah tersebut dihadiri oleh sejumlah orang yang tidak menggunakan alat perlindungan diri (APD).
Baca juga: Pasar tradisional di Bengkulu jadi klaster baru penularan COVID-19
“Ada sejumlah orang yang tidak menggunakan APD yang berada dekat dengan lokasi pemakaman PDP di Desa Lubuk Sanai padahal pemakaman PDP tersebut protokol kesehatan,” kata warga Kelurahan Koto Jaya, Kecamatan Koto Mukomuko Ibnu.
Ia mengatakan hal itu menanggapi soal penerapan protokol kesehatan dalam pemakaman salah seorang warga Desa Lubuk Sanai yang berstatus sebagai PDP di daerah ini.
Ia mengatakan sepengetahuannya protokol kesehatan untuk pemakaman pasien terkait dengan COVID-19 sangat ketat, bahkan wartawan pun tidak bisa mengambil gambar dari jarak dekat.
Akan tetapi pemakaman jenazah seorang PDP di Desa Lubuk Sanai tersebut dihadiri oleh beberapa orang yang tidak memakai APD lengkap. Hanya petugas saja yang menggunakan APD lengkap.
Juru Bicara Tim Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Pemerintah Kabupaten Mukomuko Bustam Bustomo menyatakan petugas telah menerapkan protokol kesehatan saat melaksanakan pemakaman PDP. Petugas menggunakan alat perlindungan diri saat pemakaman tersebut.
Terkait dengan adanya beberapa warga setempat yang hadir dan tidak menggunakan APD saat pemakaman PDP ini, ia menegaskan, pihaknya tidak mungkin melarang orang yang ingin menghadiri pemakaman tersebut, apalagi yang menghadiri pemakaman tersebut keluarganya.
Baca juga: Semrawutnya data penyaluran BST COVID-19 di Bengkulu
Selain itu, ia menyatakan, meskipun warga yang meninggal dunia ini berstatus sebagai PDP tetapi belum tentu yang bersangkutan ini positif COVID-19 karena hasil tes swab belum keluar.
Apabila hasil tes usap terhadap pasien ini ternyata positif COVID-19, ia mengatakan langkah selanjutnya melakukan pelacakan untuk mendeteksi orang yang pernah kontak erat dengan pasien ini.
Ia menilai kehadiran sejumlah orang yang tidak menggunakan APD saat pemakaman PDP itu bukanlah sebuah masalah, yang menjadi masalah itu apabila warga menolak pasien ini dimakamkan di tempat pemakaman umum di wilayah itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020