Pemerintah Provinsi Bengkulu menggandeng Universitas Bengkulu (Unib) untuk melatih tenaga medis yang nantinya akan membantu menangani pasien positif COVID-19.

Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bengkulu Hamka Sabri di Bengkulu Senin mengatakan, kerjasama itu dilakukan karena Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) M Yunus Bengkulu yang merupakan rumah sakit rujukan kekurangan tenaga medis untuk merawat pasien positif COVID-19.

"Kita kerjasama dengan Universitas Bengkulu nanti untuk memberikan pelatihan bagi tenaga medis untuk membantu penanganan pasien COVID-19," kata Hamka.

Hamka menjelaskan, Pemerintah Provinsi Bengkulu juga telah mengalokasikan anggaran untuk melatih tenaga kesehatan tersebut, namun Hamka tak menyebut berapa jumlah anggaran yang dimaksud.

Menurutnya, untuk tahap awal pelatihan itu akan diprioritaskan bagi tenaga kesehatan yang selama ini bekerja di rumah sakit rujukan.

Namun, jika nantinya jumlah tenaga kesehatan itu belum mencukupi maka pelatihan itu juga akan dibuka untuk relawan yang menguasai bidang ilmu kesehatan.

"Jadi tenaga kesehatan yang ada dulu yang kita bikin terampil, tetapi kalau memang tidak memungkinkan maka nanti kita akan merekrut relawan," ucapnya.

Sebelumnya, Direktur RSUD M Yunus Bengkulu Zulkimaulub Ritonga menyebut pihaknya saat ini kekurangan tenaga kesehatan untuk menangani pasien positif COVID-19.

Hal itu karena jumlah pasien positif COVID-19 yang ada saat ini tidak sebanding dengan jumlah tenaga medis yang menanganinya.

Selama ini, sebanyak empat orang tenaga kesehatan dalam satu shift jaga bertanggungjawab merawat 12 orang pasien positif. Namun saat ini empat orang tenaga kesehatan dalam satu shift jaga harus merawat 12 orang pasien positif.

"SDM yang ada saat ini sudah masuk ke waktu kerja atau jumlah kerja yang melebihi kerja yang seharusnya dilakukan, tentu dari segi kemampuan mereka dan kualitas pelayanan kita harus maklumi," paparnya.

Menurut Zulki, kekurangan tenaga kesehatan yang khusus merawat pasien positif COVID-19 di ruang isolasi ini tidak bisa ditutupi dengan menugaskan tenaga kesehatan lainnya yang ada di rumah sakit tersebut.

Sebab, tenaga kesehatan yang khusus merawat pasien COVID-19 ini ditentukan berdasarkan kriteria tersendiri salah satunya yaitu usia dan tidak memiliki penyakit.

Menurut Zulki, salah satu opsi untuk membantu meringankan kerja tenaga kesehatan di ruang isolasi COVID-19 yakni dengan merekrut relawan.

Sementara itu, Pelaksana tugas (Plt) Ketua Komisi bidang kesehatan dan kesejahteraan masyarakat di DPRD Provinsi Bengkulu Dempo Xler mendorong Pemerintah Provinsi Bengkulu mempercepat upaya penanganan pandemi COVID-19.

Termasuk, kata dia, segera mencukupi jumlah tenaga kesehatan yang khusus merawat pasien positif COVID-19 di rumah sakit rujukan.

"Kalau soal anggaran tidak ada masalah. Anggaran refocusing karena pandemi COVID-19 itu bisa digunakan, seharusnya Pemprov bergerak cepat untuk mengatasi permasalahan itu," demikian Dempo.

Pewarta: Carminanda

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020