Bank Indonesia (BI) menargetkan sebanyak 75.400 orang di Bengkulu tahun 2021 ini menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) atau pembayaran tanpa sentuh sebagai metode pembayaran utama sehari-hari.

"Bank Indonesia Provinsi Bengkulu memiliki target 75.400 merchant di Provinsi Bengkulu yang terhubung dengan QRIS pada tahun 2021," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu Joni Marsius, Sabtu.

Menurutnya, penerapan ekonomi digital merupakan hal yang penting dilakukan untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi Bengkulu setalah masa pandemi COVID-19 nanti.

Ia menilai potensi pengembangan pengguna QRIS di Bengkulu masih sangat besar, terlebih terhadap pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang jumlahnya terus bertambah.

Joni mendorong pelaku UMKM di Provinsi Bengkulu mulai beralih dari metode pembayaran konvensional ke metode pembayaran digital yang memberikan banyak kemudahan salah satunya mencegah beredarnya uang palsu.

"Pengembangan UMKM, implementasi ekonomi digital termasuk memasyarakatkan QRIS dan on boarding UMKM merupakan hal yang penting dilakukan untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi Bengkulu," paparnya.

Pemerintah Provinsi Bengkulu bersama BI pada Agustus 2020 sudah mulai mengenalkan QRIS sebagai metode pembayaran digital ke masyarakat.

Pengenalan itu dilakukan berbarengan dengan peluncuran BERIJO yang merupakan akronim dari 'belanjo sembako dan sayur dari rumah ajo' sebuah sistem belanja sembako dan sayur-mayur yang dilakukan secara daring dengan pembayaran digital.

Kemudian Pemprov Bengkulu juga mengenalkan metode pembayaran digital QRIS lewat program warung kopi digital yang direncanakan akan dibangun diseluruh desa di Bengkulu.

"Kami akan selalu berkolaborasi dalam upaya-upaya tersebut termasuk mendukung program warkop digital dan desa digital desa wisata atau Dedi Dewi," demikian Joni.

Pewarta: Carminanda

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021