Bengkulu (Antara Bengkulu) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bengkulu menerima dua laporan kasus dugaan pemotongan dana bantuan siswa miskin di daerah itu.

"Kami mendapat laporan ada dugaan pemotongan bantuan siswa miskin dan langsung ditindaklanjuti dinas di kabupaten dan kota," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Provinsi Bengkulu Syafruddin di Bengkulu, Selasa.

Ia mengatakan dugaan pemotongan bantuan siswa miskin diterima dari salah satu sekolah dasar di Kota Bengkulu, dan di Kecamatan Lais Kabupaten Bengkulu Utara.

Pemotongan bantuan siswa miskin di Kabupaten Bengkulu Utara diduga mencapai Rp150 ribu per siswa.

Sementara di Kota Bengkulu dugaan pemotongan yang dilakukan oknum guru sebesar Rp60 ribu per siswa.

"Pemotongan itu haram karena tidak ada lagi pengeluaran untuk penyaluran," tandasnya.

Jika masih terjadi pemotongan di tingkat guru, maka diharapkan pihak berwajib segera menindak.

Dana bantuan siswa miskin untuk tingkat SD sebanyak Rp360 ribu per siswa, SMP mendapat sebanyak Rp560 ribu dan SMA Rp1 juta per siswa.

Informasi yang diperoleh dari Dinas Pendidikan Kabupaten Bengkulu Utara, penyaluran bantuan di salah satu sekolah di Kecamatan Lais itu bahkan dilaksanakan oleh pihak ketiga.

"Padahal prosedurnya dari Kantor Pos langsung ke pihak sekolah, tidak boleh menggunakan jasa pihak ketiga," tuturnya.

Manajer Giro dan Penyaluran Dana Kantor Pos Cabang Bengkulu Eko Pradinata mengatakan penyaluran tahap kedua bantuan siswa miskin sudah berlangsung sepekan terakhir.

Penyaluran tahap kedua sebanyak 7.048 orang siswa di tujuh kabupaten dan kota dengan jumlah dana Rp2,5 miliar.

"Untuk wilayah Bengkulu ada tujuh kabupaten dan kota yang menjadi sasaran penyaluran, sedangkan tiga kabupaten lainnya menjadi tanggungjawab Kantor Pos Rejanglebong," katanya. (Antara)

Pewarta:

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013