Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Sebuah kapal pengangkut alat berat WB Nagasaki kandas di sekitar alur masuk Pelabuhan Pulau Baai Kecamatan Kampung Melayu, Kota Bengkulu sejak beberapa waktu lalu akibat badai dan gelombang tinggi yang melanda daerah itu.
"Kapal kerja ini kandas di sekitar alur masuk pelabuhan Pulau Baai akibat adanya badai dan gelombang tinggi lebih dari tiga meter beberapa waktu lalu," kata Kapten kapal WB Nagasaki, Musa Zakaria, kepada reporter antarabengkulu.com, Kamis.
Kapal yang memiliki 17 Anak Buah Kapal (ABK) tersebut semula bermaksud untuk berlindung dari cuaca buruk yang terjadi waktu itu namun angin kencang dan gelombang tinggi mengakibatkan kapal keluar dari jalur alur masuk pelabuhan sejauh 100 meter.
Kapal tersebut sebelumnya pada 8 Maret 2012 berangkat dari Air Muring Kabupaten Bengkulu Utara pukul 09.50 WIB yang akan menuju pelabuhan Pulau Baai Bengkulu dijadwalkan tiba di pelabuhan pada pukul 20.00 WIB namun pukul 19.30 WIB kapal kandas.
"Akibat kandas, kapal mengalami kebocoran di bagian lambung kanan dan beberapa bagian lainnya namun belum bisa diperbaiki karena kurangnya tenaga ahli," katanya.
Kebocoran kapal dengan panjang sekitar 50 meter dan lebar 9 meter tersebut akan diperbaiki setelah tenaga ahli yang didatangkan dari luar Bengkulu tiba di lokasi kejadian.
"Saat ini kami bergotong royong untuk mengikat kapal ke pohon cemara yang berada di pinggir pantai agar kapal tidak terseret ke tengah laut dan bisa mengakibatkan kapal akan tenggelam," katanya.
Ia menjelaskan, kapal kerja buatan Jepang ini berkapasitas 547 grosston, dibeli beberapa tahun lalu dengan harga Rp5 Miliar. Pemilik kapal adalah PT Swijetty Nusantara.
"Kapal ini dipergunakan untuk mengangkut alat-alat berat untuk pembangunan pelabuhan batubara Air Muring Kabupaten Bengkulu Utara," katanya. (mhe)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012
"Kapal kerja ini kandas di sekitar alur masuk pelabuhan Pulau Baai akibat adanya badai dan gelombang tinggi lebih dari tiga meter beberapa waktu lalu," kata Kapten kapal WB Nagasaki, Musa Zakaria, kepada reporter antarabengkulu.com, Kamis.
Kapal yang memiliki 17 Anak Buah Kapal (ABK) tersebut semula bermaksud untuk berlindung dari cuaca buruk yang terjadi waktu itu namun angin kencang dan gelombang tinggi mengakibatkan kapal keluar dari jalur alur masuk pelabuhan sejauh 100 meter.
Kapal tersebut sebelumnya pada 8 Maret 2012 berangkat dari Air Muring Kabupaten Bengkulu Utara pukul 09.50 WIB yang akan menuju pelabuhan Pulau Baai Bengkulu dijadwalkan tiba di pelabuhan pada pukul 20.00 WIB namun pukul 19.30 WIB kapal kandas.
"Akibat kandas, kapal mengalami kebocoran di bagian lambung kanan dan beberapa bagian lainnya namun belum bisa diperbaiki karena kurangnya tenaga ahli," katanya.
Kebocoran kapal dengan panjang sekitar 50 meter dan lebar 9 meter tersebut akan diperbaiki setelah tenaga ahli yang didatangkan dari luar Bengkulu tiba di lokasi kejadian.
"Saat ini kami bergotong royong untuk mengikat kapal ke pohon cemara yang berada di pinggir pantai agar kapal tidak terseret ke tengah laut dan bisa mengakibatkan kapal akan tenggelam," katanya.
Ia menjelaskan, kapal kerja buatan Jepang ini berkapasitas 547 grosston, dibeli beberapa tahun lalu dengan harga Rp5 Miliar. Pemilik kapal adalah PT Swijetty Nusantara.
"Kapal ini dipergunakan untuk mengangkut alat-alat berat untuk pembangunan pelabuhan batubara Air Muring Kabupaten Bengkulu Utara," katanya. (mhe)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012