Ratusan santri dari 11 pondok pesantren di Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, mengikuti aksi bela negara yang digelar Mabes TNI di wilayah itu dalam rangka meningkatkan cinta Tanah Air di kalangan anak muda.
Wakil Asisten Teritorial Panglima TNI, Brigjen TNI (Mar) I Made Wahyu Santoso disela-sela kegiatan aksi bela negara masyarakat pondok pesantren di Makodim 0409/Rejang Lebong, Kamis, mengatakan jika sejarah berdirinya Bangsa Indonesia tidak terlepas dari peran pondok pesantren (ponpes), santri, ulama dan elemen masyarakat lainnya dalam merebut kemerdekaan.
"Pondok pesantren ini merupakan komponen pendukung bagi TNI untuk dapat melaksanakan bela negara, yang salah satu wujudnya harus cinta Tanah Air," kata dia.
Dia menjelaskan, dalam kegiatan aksi bela negara ini kalangan santri diberikan pengetahuan sejarah terbentuknya Bangsa Indonesia dan perjuangan para pahlawan dalam merebut kemerdekaan dari bangsa penjajah yang dikomandoi oleh Panglima Sudirman, kemudian dari kalangan ulama ada KH Hasyim Asyari dan lainnya.
Menurut dia, aksi bela negara ini bagian dari pada jihad sehingga pihaknya merasa berkepentingan untuk memberikan masukan dan arahan kepada para santri atau warga ponpes ini agar kecintaan terhadap Tanah Air Indonesia semakin meningkat.
Selain itu dengan adanya kegiatan bela negara ini diharapkan akan memunculkan rasa memiliki bangsa dan negara. Kedepannya jika terjadi apa-apa seluruhnya seluruh komponen dan masyarakat tetap bisa bertahan, perekonomian tetap jalan dengan SDA yang kita miliki cukup melimpah.
"Makanya, aksi bela negara ini harus benar-benar ditingkatkan bukan hanya di lingkungan ponpes saja, namun juga masyarakat yang lainnya," jelas dia.
Sementara itu Bupati Rejang Lebong Syamsul Effendi yang hadir dalam kegiatan tersebut menyatakan aksi bela negara ini wajib ditanamkan pada diri masing-masing, karena dengan bela negara juga bagian dari cinta Tanah Air.
"Kegiatan ini bukan hanya bagi masyarakat pondok pesantren saja, namun lebih dari itu aksi bela negara ini juga harus ditanamkan oleh seluruh masyarakat Indonesia," kata Bupati Syamsul Effendi.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2022
Wakil Asisten Teritorial Panglima TNI, Brigjen TNI (Mar) I Made Wahyu Santoso disela-sela kegiatan aksi bela negara masyarakat pondok pesantren di Makodim 0409/Rejang Lebong, Kamis, mengatakan jika sejarah berdirinya Bangsa Indonesia tidak terlepas dari peran pondok pesantren (ponpes), santri, ulama dan elemen masyarakat lainnya dalam merebut kemerdekaan.
"Pondok pesantren ini merupakan komponen pendukung bagi TNI untuk dapat melaksanakan bela negara, yang salah satu wujudnya harus cinta Tanah Air," kata dia.
Dia menjelaskan, dalam kegiatan aksi bela negara ini kalangan santri diberikan pengetahuan sejarah terbentuknya Bangsa Indonesia dan perjuangan para pahlawan dalam merebut kemerdekaan dari bangsa penjajah yang dikomandoi oleh Panglima Sudirman, kemudian dari kalangan ulama ada KH Hasyim Asyari dan lainnya.
Menurut dia, aksi bela negara ini bagian dari pada jihad sehingga pihaknya merasa berkepentingan untuk memberikan masukan dan arahan kepada para santri atau warga ponpes ini agar kecintaan terhadap Tanah Air Indonesia semakin meningkat.
Selain itu dengan adanya kegiatan bela negara ini diharapkan akan memunculkan rasa memiliki bangsa dan negara. Kedepannya jika terjadi apa-apa seluruhnya seluruh komponen dan masyarakat tetap bisa bertahan, perekonomian tetap jalan dengan SDA yang kita miliki cukup melimpah.
"Makanya, aksi bela negara ini harus benar-benar ditingkatkan bukan hanya di lingkungan ponpes saja, namun juga masyarakat yang lainnya," jelas dia.
Sementara itu Bupati Rejang Lebong Syamsul Effendi yang hadir dalam kegiatan tersebut menyatakan aksi bela negara ini wajib ditanamkan pada diri masing-masing, karena dengan bela negara juga bagian dari cinta Tanah Air.
"Kegiatan ini bukan hanya bagi masyarakat pondok pesantren saja, namun lebih dari itu aksi bela negara ini juga harus ditanamkan oleh seluruh masyarakat Indonesia," kata Bupati Syamsul Effendi.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2022