Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, menyatakan tiga kelompok tani di daerah ini telah mencairkan dana program peremajaan tanaman kelapa sawit untuk menumbangkan sekaligus mencacah tanaman sawit yang tidak produktif karena menggunakan bibit asalan dan berusia tua.
 
 
 
"Tiga kelompok tani ini telah mencairkan dana untuk pekerjaan menumbangkan sekaligus mencacah atau “chipping” tanaman kelapa sawit sejak dua pekan terakhir, termasuk pembuatan teras dan parit," kata kata Kasi Produksi dan Proteksi Perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko Muhammad Asri dalam keterangan, di Mukomuko, Kamis.
 
 
 
Sebanyak tiga kelompok tani tahun 2022 menerima penyaluran dana program peremajaan tanaman kelapa sawit di lahan seluas 280 hektare milik Kelompok Tani Maju Bersama seluas 92,73 hektare, KRP Harapan Bersama seluas 67, 77 hektare, dan Kelompok Tani Cahaya Sejahtera yang seluas 120,36 hektare.
 
 
 
Namun dari tiga kelompok tani ini, dua kelompok tani yakni Kelompok Tani Maju Bersama Desa Sungai Lintang dan KRP Harapan Bersama Desa Talang Baru yang pertama mengerjakan program peremajaan tanaman kelapa sawit, kini Kelompok Tani Cahaya Sejahtera Desa Talang Sakti.
 
 
 
Ia menjelaskan, beberapa jenis pekerjaan peremajaan tanaman kelapa sawit, yakni persiapan lahan perkebunan kelapa sawit, penumbangan pohon kelapa sawit dan pencacahan pohon kelapa sawit.
 
 
 
Kemudian,  dilanjutkan dengan tahapan berikutnya, yakni pekerjaan pembuatan teras di lahan perkebunan kelapa sawit yang telah bersih atau tidak terdapat pohon kelapa sawit.
 
 
 
Terkait dengan pihak ketiga yang melaksanakan kegiatan ini, ia mengatakan, menyerahkan kepada kelompok tani ini untuk mencarinya yang bertugas untuk melakukan penumbangan dan pencacahan pohon kelapa sawit penyedia bibit kelapa sawit unggul.
 
 
 
Selanjutnya, kelompok tani ini mengusulkan kebutuhan anggaran tanaman yang belum menghasilkan mulai dari 0 tahun hingga tiga tahun kepada dinas, kemudian dinas yang memberikan rekomendasi pencairan dana tersebut.
 
 
 
Dana untuk peremajaan sawit rakyat yang tidak produktif karena menggunakan bibit asalan dan berusia tua tahun ini sebesar Rp30 juta per hektare, meningkat dibandingkan sebelumnya Rp25 juta.
 
 
 
Terkait dengan satu kelompok tani yang belum menerima penyaluran dana program peremajaan sawit, ia mengatakan telah berkoordinasi dengan pemerintah provinsi untuk menanyakan penyebab satu dari dua kelompok tani di daerah ini belum menerima penyaluran dana program peremajaan tanaman kelapa sawit.
 
 
 
"Yang jelas kendalanya bukan karena perbedaan bank sebagai penyalur dana tersebut, tetapi penyaluran bertahap. Kami diminta untuk bersabar menunggu penyaluran dana program peremajaan tanaman kelapa sawit dari BPDPKS," ujarnya pula.***1***
 
 
 
 
 
 

Pewarta: Ferri Aryanto

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2022