Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu mengimbau agar keluarga berisiko stunting untuk mengkonsumsi daun kelor sebagai sumber protein nabati dan telur sumber protein hewani.

Plt Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu Muhammad Iqbal Apriansyah mengatakan bahwa mengkonsumsi daun kelor dan telur tersebut merupakan program khusus yang berkaitan dengan pendekatan kepada keluarga berisiko stunting yang melingkupi ibu hamil, ibu menyusui, calon pengantin, dan bayi usia dua tahun.
 
"Kita sedang kampanye tentang pemanfaatan atau mengkonsumsi protein nabati yaitu daun kelor yang mudah dan murah dijumpai oleh masyarakat dan protein hewani yaitu telur yang murah dan mudah untuk masyarakat, kemudian baru ikan, ayam dan lainnya," ujar dia di Kota Bengkulu, Rabu.
 
Ia menyebutkan, hal tersebut dilakukan agar dapat menurunkan angka stunting di wilayah Provinsi Bengkulu, meskipun saat ini angka penurunan prevalensi stunting Provinsi Bengkulu berada di bawah nasional atau sekitar 19,8 persen.
 
Sebelumnya, BKKBN Provinsi Bengkulu menyebutkan bahwa lima wilayah di Bengkulu berhasil menekan prevalensi stunting di Bumi Rafflesia ini pada 2022 dan menyumbang angka penurunan sebesar 19,8 persen.
 
Untuk penurunan tertinggi prevalensi stunting berasal dari Pemerintah Kota Bengkulu yang menurun signifikan dari 22,2 persen hingga 12,9 persen.
 
Kemudian Kabupaten Seluma turun hingga 22,1 persen dari tahun lalu yang sebesar 24,7 persen, Kabupaten Bengkulu Tengah menekan hingga pada angka 21,2 persen dari sebesar 25,5 persen. Serta Kabupaten Rejang Lebong yang mampu menempati angka 20, 2 persen dari prevalensi sebesar 26 persen pada 2021.
 
Dari SSGI tahun sebelumnya prevalensi stunting di daerah tersebut berada pada posisi angka 22,2 persen dan hasil SSGI 2022 menurun hingga pada posisi 12,9 persen.

 

Pewarta: Anggi Mayasari

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023