Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, sedang menjajaki kerja sama dengan PT Agromuko, perusahaan perkebunan kelapa sawit di daerah ini dalam menyediakan bibit sawit unggul untuk dibagikan secara gratis ke para petani setempat.

"Kita ke PT Agromuko kerja sama pembibitan sawit. Harapan kita di 2025 dinas pertanian bisa menyediakan bibit unggul yang bersertifikat diserahkan ke masyarakat," kata Plt Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko Fitriyani Ilyas di Mukomuko, Rabu.

Ia mengatakan, menjajaki kerja sama dengan perusahaan penanaman modal asing (PMA) tersebut karena pemda tidak punya pembibitan sawit dan izin pembibitan sawit, yang punya izin pembibitan cuma PT Agromuko.

Sementara kepala daerah ingin kebun-kebun masyarakat ditanami bibit sawit yang baik dan unggul bersertifikat.

 
Ia  juga punya rancangan di 2025 ada program pembibitan sawit oleh pemda tapi bekerja sama dengan swasta artinya yang punya izin pembibitan.
 
"Makanya kemarin dari perusahaan yang ada PT Agro Mukomuko yang punya izin pembibitan sawit, makanya kita melakukan penjajakan, mungkinkah kita melakukan kerja sama itu," ujarnya.
 
Ia mengatakan, artinya subsidi silang. Misalnya pemda punya dana pengadaan kecambah-nya, perusahaan yang menyediakan lahan dan tenaga teknisnya, nanti setelah siap dibagikan gratis kepada masyarakat melalui kelompok tani.
 
Kalau memang bisa di 2025 program yang diinginkan oleh bupati bisa dilaksanakan, katanya, maka perusahaan menghitung mulai dari kecambah sampai umur 9 bulan berapa butuh dana berapa.
 
"Mereka punya rencana anggaran biaya (RAB) itu. itu yang kita minta kemarin. perusahaan berjanji akan menyerahkan RAB itu," ujarnya.
 
Ia mengatakan, kalau misalnya daerah ini membuat 100 ribu bibit sawit, berapa dana yang dibutuhkan untuk melakukan pembibitan sawit unggul.
 
Selanjutnya, ia minta, mereka bersurat poin mana yang mereka bisa kerja sama dan tidak bisa kerja sama
 
Sementara itu, ia mengatakan, pemda dulu pernah memberikan bantuan kecambah sawit kepada kelompok tani, tetapi bantuan itu kurang efektif dan efisien.
 
"Selama ini kita berikan kecambah, tetapi namanya kelompok ada yang mau bertanggung jawab dan ada yang tidak, untuk itu bantuan yang efektif dibagi bibit sawit siap tanam," ujarnya.

Pewarta: Ferri Aryanto

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024