Pemerintah Kabupaten Lebong Provinsi Bengkulu menetapkan masa tanggap darurat bencana alam banjir yang terjadi di wilayah itu pada Selasa (16/4) kemarin selama 14 hari terhitung 17-30 April 2024 mendatang.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lebong Tantomi saat dihubungi di Lebong Rabu mengatakan, hujan deras yang turun di Kabupaten Lebong dan sekitarnya sepanjang Senin malam hingga Selasa pagi (15-16/4) telah menyebabkan Sungai Ketahun meluap dan merendam puluhan desa yang tersebar di tujuh kecamatan.
"Alhamdulillah tadi dalam rapat koordinasi penanganan bencana banjir yang dipimpin bapak bupati Kabupaten Lebong sudah ditetapkan kesepakatan masa tanggap darurat bencana selama 14 hari ke depan," katanya.
Dia menjelaskan, penetapan masa tanggap bencana terhitung 17 hingga 30 April tersebut dilangsungkan di Rumah Dinas Bupati Lebong, dihadiri oleh Forkopimda serta OPD terkait lainnya.
Pascabanjir yang melanda tujuh kecamatan di Kabupaten Lebong ini, katanya, kondisi di lapangan sedang dilakukan penanganan untuk pembersihan material bekas banjir yang dilakukan oleh tim gabungan TNI/Polri, BPBD, relawan, serta masyarakat masing-masing kecamatan.
"Untuk data jumlah kerugian dan warga yang terdampak saat ini masih dilakukan rekap ulang, karena tadi masih ada yang belum dilaporkan sehingga nantinya akan disampaikan dalam bentuk laporan," katanya.
Kalangan warga yang terdampak banjir ini tersebar dalam 24 desa di tujuh kecamatan, di mana mereka saat ini membutuhkan logistik berupa makanan siap saji.
Sedangkan untuk obat-obatan, menurut dia, beberapa puskesmas di kecamatan yang terdampak sudah menyiapkannya.
Hal ini penting dilakukan, karena yang harus diantisipasi adalah timbulnya wabah berbagai penyakit pascabanjir, yang timbul akibat adanya genangan air maupun tumpukan sampah.
"Pada hari ini tadi situasi cuaca di lapangan masih cerah, namun potensi hujan masih akan terjadi akibat pengaruh ekstrem. Warga yang berdiam di bantaran sungai dan titik rawan bencana alam kami imbau untuk meningkatkan kewaspadaan diri," katanya.
Sebelumnya, banjir akibat luapan Sungai Ketahun di Kabupaten Lebong yang terjadi pada Selasa pagi (16/4) telah menyebabkan 24 desa tersebar di tujuh kecamatan yang terdampak, yakni Kecamatan Topos, Rimbo Pengadang, Bingin Kuning, Lebong Sakti, Uram Jaya Amen, dan Kecamatan Lebong Utara.
Berdasarkan data sementara BPBD Lebong diketahui jumlah warga yang mengungsi mencapai 741 jiwa, kemudian sebanyak 162 unit rumah warga rusak, 17 lokasi infrastruktur rusak, serta puluhan hektare areal pertanian yang tersebar di 11 lokasi mengalami kerusakan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lebong Tantomi saat dihubungi di Lebong Rabu mengatakan, hujan deras yang turun di Kabupaten Lebong dan sekitarnya sepanjang Senin malam hingga Selasa pagi (15-16/4) telah menyebabkan Sungai Ketahun meluap dan merendam puluhan desa yang tersebar di tujuh kecamatan.
"Alhamdulillah tadi dalam rapat koordinasi penanganan bencana banjir yang dipimpin bapak bupati Kabupaten Lebong sudah ditetapkan kesepakatan masa tanggap darurat bencana selama 14 hari ke depan," katanya.
Dia menjelaskan, penetapan masa tanggap bencana terhitung 17 hingga 30 April tersebut dilangsungkan di Rumah Dinas Bupati Lebong, dihadiri oleh Forkopimda serta OPD terkait lainnya.
Pascabanjir yang melanda tujuh kecamatan di Kabupaten Lebong ini, katanya, kondisi di lapangan sedang dilakukan penanganan untuk pembersihan material bekas banjir yang dilakukan oleh tim gabungan TNI/Polri, BPBD, relawan, serta masyarakat masing-masing kecamatan.
"Untuk data jumlah kerugian dan warga yang terdampak saat ini masih dilakukan rekap ulang, karena tadi masih ada yang belum dilaporkan sehingga nantinya akan disampaikan dalam bentuk laporan," katanya.
Kalangan warga yang terdampak banjir ini tersebar dalam 24 desa di tujuh kecamatan, di mana mereka saat ini membutuhkan logistik berupa makanan siap saji.
Sedangkan untuk obat-obatan, menurut dia, beberapa puskesmas di kecamatan yang terdampak sudah menyiapkannya.
Hal ini penting dilakukan, karena yang harus diantisipasi adalah timbulnya wabah berbagai penyakit pascabanjir, yang timbul akibat adanya genangan air maupun tumpukan sampah.
"Pada hari ini tadi situasi cuaca di lapangan masih cerah, namun potensi hujan masih akan terjadi akibat pengaruh ekstrem. Warga yang berdiam di bantaran sungai dan titik rawan bencana alam kami imbau untuk meningkatkan kewaspadaan diri," katanya.
Sebelumnya, banjir akibat luapan Sungai Ketahun di Kabupaten Lebong yang terjadi pada Selasa pagi (16/4) telah menyebabkan 24 desa tersebar di tujuh kecamatan yang terdampak, yakni Kecamatan Topos, Rimbo Pengadang, Bingin Kuning, Lebong Sakti, Uram Jaya Amen, dan Kecamatan Lebong Utara.
Berdasarkan data sementara BPBD Lebong diketahui jumlah warga yang mengungsi mencapai 741 jiwa, kemudian sebanyak 162 unit rumah warga rusak, 17 lokasi infrastruktur rusak, serta puluhan hektare areal pertanian yang tersebar di 11 lokasi mengalami kerusakan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024