Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah menyatakan penanganan dampak bencana alam akibat pengaruh cuaca ekstrem yang terjadi di kabupaten/kota di wilayah itu dilakukan secara bersama-sama.
"Kita sudah melakukan rapat terkait kebijakan daerah secara nasional. Ketika menghadapi cuaca yang tidak menentukan, maka penanganannya secara bersama-sama," kata dia saat menghadiri pembukaan festival budaya HUT Kota Curup Kabupaten Rejang Lebong, Rabu.
Dia menjelaskan dalam rapat nasional antisipasi penanganan dampak bencana yang timbul akibat pengaruh cuaca ekstrem tersebut masih ditemukan adanya kekurangan-kekurangan sehingga pemerintah provinsi, kabupaten/kota saling berkoordinasi serta bekerjasama dalam penanganannya.
Timbulnya bencana alam akibat dampak cuaca ekstrem yang terjadi di Tanah Air belakangan ini, kata dia, bukan saja menimpa pemukiman penduduk, maupun lahan pertanian masyarakat saja tetapi infrastruktur pemerintah salah satunya ialah jalan nasional maupun jalan provinsi.
Menurut dia, Pemprov Bengkulu beberapa waktu lalu telah menempatkan satu unit alat berat di jalan provinsi yang menghubungkan Kabupaten Rejang Lebong dengan Kabupaten Lebong. Jalan provinsi ini pada akhir April lalu sempat dua kali terputus akibat tertimbun tanah longsor.
"Saya berterima kasih kepada Pemkab Rejang Lebong karena sudah beberapa kali poros jalan provinsi yang rusak dan terputus ini kita menggunakan alat berat Rejang Lebong," terangnya.
Pemanfaatan alat berat milik Pemkab Rejang Lebong itu sendiri dilakukan sebelumnya tibanya alat berat milik Pemprov Bengkulu dalam penanganan bencana.
"Kita saling berkoordinasi, mungkin ada yang menyiapkan operasionalnya dalam bentuk BBM dan sopir. Kalau alatnya ada di Pemkab Rejang Lebong," tegasnya.
Sementara itu terkait dengan perbaikan jalan provinsi yang menghubungkan Kabupaten Rejang Lebong dengan Kabupaten Lebong, tambah dia, saat ini baru sebatas menggunakan anggaran pemeliharaan rutin maupun pemeliharaan berkala.
Panjangnya ruas jalan provinsi yang berpotensi longsor dan amblas di wilayah Kabupaten Lebong ini cukup panjang sehingga penanganannya tidak bisa cepat karena membutuhkan anggaran yang cukup besar.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024
"Kita sudah melakukan rapat terkait kebijakan daerah secara nasional. Ketika menghadapi cuaca yang tidak menentukan, maka penanganannya secara bersama-sama," kata dia saat menghadiri pembukaan festival budaya HUT Kota Curup Kabupaten Rejang Lebong, Rabu.
Dia menjelaskan dalam rapat nasional antisipasi penanganan dampak bencana yang timbul akibat pengaruh cuaca ekstrem tersebut masih ditemukan adanya kekurangan-kekurangan sehingga pemerintah provinsi, kabupaten/kota saling berkoordinasi serta bekerjasama dalam penanganannya.
Timbulnya bencana alam akibat dampak cuaca ekstrem yang terjadi di Tanah Air belakangan ini, kata dia, bukan saja menimpa pemukiman penduduk, maupun lahan pertanian masyarakat saja tetapi infrastruktur pemerintah salah satunya ialah jalan nasional maupun jalan provinsi.
Menurut dia, Pemprov Bengkulu beberapa waktu lalu telah menempatkan satu unit alat berat di jalan provinsi yang menghubungkan Kabupaten Rejang Lebong dengan Kabupaten Lebong. Jalan provinsi ini pada akhir April lalu sempat dua kali terputus akibat tertimbun tanah longsor.
"Saya berterima kasih kepada Pemkab Rejang Lebong karena sudah beberapa kali poros jalan provinsi yang rusak dan terputus ini kita menggunakan alat berat Rejang Lebong," terangnya.
Pemanfaatan alat berat milik Pemkab Rejang Lebong itu sendiri dilakukan sebelumnya tibanya alat berat milik Pemprov Bengkulu dalam penanganan bencana.
"Kita saling berkoordinasi, mungkin ada yang menyiapkan operasionalnya dalam bentuk BBM dan sopir. Kalau alatnya ada di Pemkab Rejang Lebong," tegasnya.
Sementara itu terkait dengan perbaikan jalan provinsi yang menghubungkan Kabupaten Rejang Lebong dengan Kabupaten Lebong, tambah dia, saat ini baru sebatas menggunakan anggaran pemeliharaan rutin maupun pemeliharaan berkala.
Panjangnya ruas jalan provinsi yang berpotensi longsor dan amblas di wilayah Kabupaten Lebong ini cukup panjang sehingga penanganannya tidak bisa cepat karena membutuhkan anggaran yang cukup besar.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024