Bengkulu (ANTARA) - Gubernur Bengkulu Helmi Hasan menyalurkan belasan ton bantuan bahan pokok untuk masyarakat di pulau terluar Indonesia di Bengkulu, Pulau Enggano, demi meringankan beban warga terdampak pendangkalan alur Pelabuhan Pulau Baai Kota Bengkulu.
"Jadi inilah cara pemerintah (membantu masyarakat dan menyediakan langkah-langkah solutif dalam menangani kondisi pendangkalan alur Pelabuhan Pulau Baai Kota Bengkulu)," katanya di Bengkulu, Selasa.
Bantuan bahan pokok tersebut berupa beras, minyak goreng, mi instan, telur ayam ras, dan gula. Dengan bantuan tersebut, masyarakat yang berada di Pulau Enggano terbantu dalam memenuhi kebutuhan pokok harian keluarga.
Baca juga: Gubernur gratiskan tiket penyeberangan Bengkulu-Enggano
"Kami berangkatkan, ada mi instan 200 dus, ada juga beras 16 ton minyak goreng 1 ton, gula 1 ton, telur 200 karpet (6.000 butir) untuk saudara-saudara yang ada di Enggano, insyaallah kapal penumpang kita doakan bisa diberangkatkan Enggano semua penumpang gratis, tidak bayar nanti pemerintah provinsi yang bayar," katanya.
Alur Pelabuhan Pulau Baai Kota Bengkulu sudah berbulan-bulan mengalami pendangkalan. Kondisi tersebut berakibat tidak bisa keluar masuk kapal berukuran besar, seperti kapal penyeberangan.
Akibatnya, kapal penyeberangan ke Pulau Enggano, KMP Pulo Tello, juga tidak bisa melayani penyeberangan. Kondisi tersebut membuat penyeberangan orang dan barang ke pulau terluar itu menjadi terhenti selama pendangkalan alur.
Baca juga: TNI AL kirim kapal perang untuk suplai logistik ke Pulau Enggano
Masyarakat Enggano kesulitan untuk ke ibu kota provinsi setempat, baik untuk membeli kebutuhan di Kota Bengkulu, menjual hasil komoditas, maupun akses pendidikan dan kesehatan juga ikut terganggu.
Sebagai langkah cepat, Gubernur Bengkulu Helmi Hasan mendesak tindakan mengatasi pendangkalan alur itu pada Pelindo. Bahkan, ia menerbitkan status darurat terhadap kondisi tersebut.
Selain upaya pengerukan, Pemerintah Provinsi Bengkulu menyalurkan bantuan demi meringankan beban masyarakat Enggano. Bantuan dikirim menggunakan kapal berukuran kecil agar dapat berlayar ke Samudera Hindia menuju Pulau Enggano.
Pulau Enggano merupakan pulau terluar yang letaknya berada di tengah-tengah Samudera Hindia, sekitar 156 km atau 90 mil laut dari Kota Bengkulu. Untuk mencapai ke pulau terluar Indonesia tersebut, penumpang bisa menggunakan jenis transportasi laut atau udara.
Berlayar ke Pupau Enggano membutuhkan waktu tempuh selama 12 jam, sedangkan menggunakan pesawat perintis membutuhkan waktu sekitar 35 menit. Kedua transportasi ini tidak beroperasi setiap hari, hanya dua kali dalam seminggu.
Baca juga: Pelindo: Alur pelabuhan di Bengkulu membaik dan kapal berhasil lewat
PT Pelindo Regional 2 pada Senin (14/4) menyatakan alur Pelabuhan Pulau Baai Kota Bengkulu mulai membaik pasca-pengerukan dan KMP Pulo Tello sudah berhasil melintasi alur.
"Pada hari ini, di pagi hari, tepatnya pukul 07.30 WIB, Kapal KMP Pulo Tello berhasil melintasi alur Pelabuhan Pulau Baai pada uji coba alur yang selama beberapa hari telah dikeruk oleh Pelindo," kata General Manager Pelindo Regional 2 Bengkulu S Joko.
Dia mengatakan hasil yang cukup signifikan dari proses pengerukan alur pelayaran Pelabuhan Pulau Baai menjadi bukti nyata bahwa Pelindo secara serius menangani kondisi kritis alur pelayaran tersebut untuk mengatasi kemacetan jalur transportasi melalui Pelabuhan Pulau Baai.
Pendangkalan alur selama beberapa bulan terakhir telah menghambat aktivitas pelayaran, terutama kapal berukuran besar yang kesulitan keluar dan masuk pelabuhan.
"Sekarang setelah adanya pengerukan yang sedang dilakukan PT Pelindo bersama Pemerintah Provinsi Bengkulu kini alur Pelabuhan Pulau Baai Kembali bisa dilintasi Kapal Pullo Telo dengan tujuan ke Enggano," ujarnya.